Liputan6.com, Barcelona - Kepolisian Spanyol menyingkap sel teroris yang diduga sebagai dalang di balik rangkaian aksi teror yang terjadi di Barcelona, Catalonia pekan lalu. Menurut otoritas, sel teroris itu beranggotakan 12 orang.
Otoritas juga menyebut bahwa sel teroris itu tergolong sebagai kelompok yang kuat (strong terrorist-cell) dan telah merencanakan aksinya sejak enam bulan lalu. Demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (21/8/2017).
Advertisement
Baca Juga
Polisi belum menyebut apakah sel itu benar-benar terafiliasi dengan ISIS, meski corong media organisasi teror tersebut --Amaq News Agency-- telah mengklaim rangkaian peristiwa teror yang menewaskan 14 orang dan melukai 100 lainnya pada pekan lalu.
Kini, kepolisian telah merilis nama dan status seluruh anggota sel teroris tersebut, mereka antara lain;
Lima orang yang tewas oleh polisi di Cambrils, meliputi Moussa Oukabir (17), Said Aallaa (18), Mohamed Hychami (24), Omar Hychami, dan Houssaine Abouyaaqoub.
Empat orang yang telah diamankan polisi, meliputi Driss Oukabir (28) yang menyerahkan diri ke aparat di Ripoll 104 km di utara Barcelona, Sahal el-Karib (34), Mohammed Aallaa (27), dan Mohamed Houli Chemlal. Mohamed Houli ditangkap pasca-ledakan di Alcanar pada 16 Agustus atau selang sehari sebelum teror Las Ramblas.
Tiga lainnya yang masih berstatus buron, antara lain Younes Abouyaaqoub (22) terduga pengemudi van maut di Las Ramblas, Youssef Aallaa, dan Abdelbaki Es Satty. Polisi menduga Youssef dan Abdelbaki tewas dalam ledakan di Alcanar.
Berdasarkan hasil penyelidikan terbaru, polisi juga berhasil menguak plot teror bom yang lebih canggih dan lebih berbahaya. Ini diketahui setelah polisi menemukan 120 tabung gas yang diduga hendak digunakan sebagai komponen bahan peledak rakitan di Alcanar.
Alcanar, Sumber Plot Teror Barcelona?
Teror nahas yang melanda kawasan Catalonia, Barcelona, Spanyol, pada 17 dan 18 Agustus kemarin bukanlah sebuah peristiwa tunggal. Berdasarkan dugaan kepolisian, teror itu saling bertautan dengan peristiwa di Alcanar yang terjadi sehari sebelum kejadian di Las Ramblas dan Cambrils.
Pada 16 Agustus 2017, terjadi sebuah ledakan pada malam hari di sebuah rumah di Kota Alcanar, 200 km di selatan Barcelona.
Menurut kepolisian, ledakan itu disebabkan kebocoran gas. Ledakan kedua kembali terjadi di lokasi yang sama dan melukai sejumlah aparat yang tengah melakukan olah tempat kejadian perkara.
Dalam konferensi pers pada Kamis, 17 Agustus, pasca-teror Las Ramblas, perwira kepolisian Spanyol, Josep Lluis Trapero, menyebut bahwa ledakan di Alcanar berkorelasi dengan teror van maut di Barcelona.
Trapero juga menyebut bahwa ledakan di Alcanar disebabkan proses menyiapkan bom rakitan yang mengalami kegagalan.
Kabar terbaru menyebut bahwa polisi menemukan 120 tabung gas di lokasi ledakan di Alcanar. Otoritas juga menduga kuat bahwa seluruh tabung gas itu semula akan digunakan untuk plot teror bom yang lebih canggih dan lebih berbahaya di Las Ramblas atau di Cambrils.
Namun, menurut polisi, ledakan 16 Agustus di Alcanar membuat para pelaku mengalami keterbatasan komponen bahan peledak dalam melaksanakan aksi terornya. Namun, aksi nahas di Las Ramblas dan Cambrils --yang semula diduga direncanakan sebagai teror bom-- tetap terlaksana dan berubah menjadi serangan penabrakan maut.
Â
Saksikan juga video berikut ini
Â