Liputan6.com, Wuhan - Ada yang tak lazim dari apa yang dikerjakan oleh tim pemadam kebakaran asal China ini.
Pemadam kebakaran di seluruh dunia, umumnya--selaras dengan nama profesi mereka-- bertugas untuk memadamkan bencana si jago merah yang melahap bangunan penduduk.
Beberapa pemadam kebakaran di sejumlah wilayah lain juga rutin bertugas sebagai tim tanggap darurat, menyelamatkan manusia yang terjebak nestapa.
Advertisement
Akan tetapi, sekelompok personel dinas pemadam kebakaran di China ini harus merespons seorang pria yang tertimpa musibah unik nan berbahaya, yang mungkin akan membuat sejumlah orang bergidik seraya mengerutkan alis.
Baca Juga
Pria tersebut melapor kepada kantor dinas pemadam kebakaran di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, setelah sebuah cangkir bekam (cupping) tak dapat dilepaskan dari punggungnya. Demikian seperti dikutip dari South China Morning Post, Minggu (27/8/2017).
Sebelumnya, pria malang bernama Hu itu, tengah mengobati sakit punggung yang diderita dengan terapi bekam mandiri di rumahnya di Wuhan, pada Selasa malam waktu setempat.
Hu membeli cangkir-cangkir bekam itu lewat sebuah laman toko daring.
Bekam merupakan metode pengobatan tradisonal China yang memanfaatkan sejumlah cangkir khusus (terbuat dari plastik, kaca, hingga besi) berpompa alias cupping, yang jika dioperasikan akan menghasilkan daya hisap kuat nan vakum sehingga dapat menempel pada bagian tubuh.
Cupping ditempelkan untuk sejumlah periode waktu hingga dirasa cukup.
Saat menempel di tubuh, cupping akan mengisap sejumput kulit beserta daging di dalamnya hingga membentuk benjolan. Ukurannya bervariasi, namun rata-rata seluas diameter cangkir yang digunakan.
Setelah beberapa waktu, cupping dilepas dari tubuh si pasien. Kulit sehabis ditempel cangkir akan berwarna merah hingga kehitaman, tanda bahwa proses pengobatan bekam berlangsung mumpuni.
Metode itu diyakini mempu mengobati berbagai penyakit, mulai dari demam, meriang, hingga gangguan pernapasan.
Namun malang bagi Hu, ia tak mampu melepas salah satu cangkir bekam yang menempel erat pada tubuhnya.
Salah satu cupping yang menempel di punggungnya mengisap sangat kuat, sehingga area kulit beserta daging membengkak hebat serta menyebabkan pendarahan di dalam cangkir berdiameter 5cm itu. Ujar salah seorang anggota keluarga Hu menuturkan peristiwa itu kepada surat kabar lokal, Wuhan Evening News pada Kamis 24 Agustus lalu.
Keluarga Hu mencoba melepas paksa cangkir itu dengan mengetuknya menggunakan palu dan tang. Nahas, cara itu tak berhasil.
Hu pun dibawa ke rumah sakit terdekat oleh keluarga. Akan tetapi, petugas medis juga tak mampu melepas cupping nahas itu.
Tak menyerah, Hu dan keluarga memutuskan menyambangi kantor dinas pemadam kebakaran setempat untuk meminta pertolongan.
Empat petugas pemadam kebakaran turun tangan, menyingsingkan lengan baju membantu Hu.
Mereka menggunakan cara ekstrem namun efektif. Dengan sebuah gergaji besi, salah seorang petugas membuat celah kecil di bagian atas cangkir guna mengurangi tekanan dan menghilangkan daya hisapnya.
Cara itu berhasil, dan tim petugas kebakaran tersebut berhasil melepas cupping itu dari punggung Hu.
Hu yang sepanjang waktu merasa terkejut lantas gembira setelah terbebas dari cupping tersebut.
Peristiwa itu, meski mengejutkan, tak akan membuat Hu kapok untuk kembali melakukan bekam di kemudian hari.
Â
Bekam, Salah Bisa Jadi Bencana
Li Lin, asal Chengdu, China, melakukan pengobatan bekam lantaran bahunya terasa kaku. Usai terapi, bahunya pun terasa lebih baik.
Lin pun menjalani pengobatan itu setiap hari di tempat yang sama selama sebulan. Namun ia mulai merasakan luka besar di punggungnya. Demikian seperti yang dilaporkan People's Daily Online dan dilansir Daily Mail, Jumat 24 Juni 2016.
"Petugas menyarankan saya untuk tetap bekam selama satu bulan untuk menyembuhkan bahu kaku saya," ujarnya.
Lin menambahkan, 10 hari pasca-terapi terakhir, ia merasa punggungnya melepuh. Selain itu, pada bagian tubuh bekas cupping, muncul lubang seperti luka lecet.
Alih-alih menghentikan pengobatan, Lin meminta istrinya untuk membersihkan lecet itu dan kemudian menggosok seluruh punggungnya dengan minyak.
Beberapa hari kemudian, Li kembali terapi bekam. Selama perjalanan pulang, bukan bugar yang ia rasa, melainkan meriang dan demam tinggi.
Keluarga Lin pun langsung membawanya ke rumah sakit. Dokter bedah Xie Liang mengatakan bahwa Lin dikirim ke ruang gawat darurat karena demam 37,7 derajat dan punggung yang membengkak.
Pada pemeriksaan, ditemukan bahwa punggung Lin mengidap infeksi bakteri. Dokter menambahkan, Lin beruntung datang ke rumah sakit sebelum lukanya semakin membengkak. Setelah beberapa waktu, kondisi pria itu membaik dan nyawanya pun tak terancam.Â
Advertisement