Bom Mobil Hantam Kendaraan Militer Afghanistan, 13 Orang Tewas

Sebanyak 13 orang tewas dan 19 lainnya terluka akibat serangan bom mobil di Provinsi Helmand, Afghanistan.

oleh Citra Dewi diperbarui 28 Agu 2017, 08:42 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2017, 08:42 WIB
Ilustrasi Bom
Ilustrasi Bom

Liputan6.com, Lashkar Gah - Setidaknya 13 orang tewas dan 19 lainnya terluka akibat serangan bom mobil di Provinsi Helmand, Afghanistan.

Peristiwa yang terjadi pada 27 Agustus itu, menargetkan kendaraan militer di Distrik Nawa. Dalam beberapa minggu terakhir, telah terjadi peperangan sengit di wilayah tersebut.

Menurut juru bicara pemerintah Afghanistan, korban serangan berasal dari pihak militer dan warga sipil. Mereka yang tewas maupun terluka, dibawa ke sebuah rumah sakit di Lashkar Gah, ibu kota provinsi tersebut.

Dikutip dari BBC, Senin (28/8/2017), serangan itu terjadi satu bulan setelah pasukan keamanan Afghanistan mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil alih Nawa dari Taliban.

Beberapa hari sebelumnya, sebuah bom mobil mematikan terjadi di markas besar kepolisian di Lashkar Gah.

Juni lalu, puluhan orang tewas dalam peristiwa serupa dia luar New Kabul Bank di kota yang sama. Anggota keamanan dan para pengunjung yang sedang mempersiapkan perayaan Idul Fitri, menjadi korban dalam serangan tersebut.

Taliban kemudian mengatakan, pihaknya telah menanam bahan peledak di gerbang bank yang terletak di Lashkar Gah itu.

Dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian serangan telah terjadi di Afghanistan. Hal itu terjadi setelah Taliban meluncurkan apa yang mereka sebut dengan "serangan musim semi".

Pengeboman Terbesar di Afghanistan yang Tewaskan 150 Orang

Pada 31 Mei 2017, sebuah pengeboman besar di Kabul menewaskan lebih dari 150 jiwa. Setidaknya 300 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, terluka dalam peristiwa itu.

Ledakan tersebut terjadi di dekat Zanbar Square Distrik 10, Kabul, di tengah jam sibuk di dekat Kedutaan Jerman dan Istana Kepresidenan Afghanistan. 

Di area tersebut terdapat, banyak kantor pemerintahan serta beberapa kedutaan besar dan misi asing.

Reporter Al-Jazeera, Qais Azimy, yang berada di Kabul mengatakan, daerah tersebut sangat strategis. Bahkan, distrik itu merupakan daerah tersibuk di Afghanistan.

"Sepanjang pekan, Kabul terlihat begitu tenang. Dari keterangan polisi, ini adalah bom terbesar yang pernah mereka saksikan," papar Azimy.

Itu merupakan serangan paling mematikan di Afghanistan sejak dimulainya konflik pada 2001 yang dipicu invasi Amerika Serikat saat mencari dalang peristiwa kelam 9/11, Osama Bin Laden.

Tampaknya konflik tak kunjung berakhir sejak invasi tersebut, di mana Taliban menjadi pihak utama yang berseteru dengan pasukan keamanan Afghanistan.

Namun Taliban membantah terlibat dalam bom 31 Mei. Meski demikian, Intelijen Afghanistan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka meyakini Jaringan Haqqani -- kelompok asal Pakistan yang berkaitan dengan Taliban -- ada di balik serangan itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya