Liputan6.com, Himalaya - Ketentraman pegunungan Ladakh di Himalaya, India, terpecahkan oleh suara teriakan para wanita. Ada apa gerangan?
Ternyata di sana ada sekelompok biarawati Buddha yang mengajarkan ilmu bela diri kungfu. Keterampilan itu diajarkan sebagai modal para kaum hawa menghadapi ketidakadilkan gender yang mereka alami di tengah budaya konservatif.
Selain itu, mengajarkan bela diri pada para perempuan juga sebagai tindakan perlindungan di tengah meningkatnya kasus pemerkosaan di India.
Advertisement
"Sebagian besar orang mengatakan para biarawati hanya duduk dan berdoa. Menurut kami berbeda, bicara saja tak cukup, kita harus bertindak," kata biarawati berusia 19 tahun, Jigme Wangchuk Lhamo yang merupakan salah satu pelatih kungfu, seperti dikutip dari Asia One, Selasa (29/8/2017).
Wangchuk adalah satu dari sekitar 700 biarawati di seluruh dunia yang termasuk dalam garis keturunan Drukpa -- yang memiliki status yang setara dengan biarawan.
Secara tradisional, biarawati umumnya bertugas memasak dan bersih-bersih serta tak diizinkan berolahraga. Namun, hal itu berubah hampir satu dekade yang lalu, ketika pemimpin sekte berusia 1.000 tahun, Gyalwang Drukpa, mendorong para biarawati untuk belajar kungfu.
"Siapa bilang anak perempuan terlahir hanya untuk bekerja di dapur?" imbuh Wangchuk.
Keahlian lalu ditularkan para biarawati pada anak perempuan dan kaum wanita yang ada di luar biara. Pelatihan biasanya dilakukan selama lima hari dengan jadwal pukul 06.00-21.00.
Pelatihan mencakup bagaimana menangani serangan dari belakang, dan bergerak dengan gerakan takedowns dan strike.
"Saya merasa lebih percaya diri. Saya merasa tubuh saya adalah senjata!" kata Tsering Yangchen, siswa berusia 23 tahun.
Bakti Para Biarawati
Para biarawati melakukan perjalanan dan bersepeda ribuan kilometer melalui jalanan terjal di Himalaya. Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran orang banyak akan isu-isu penting mulai dari polusi hingga perdagangan manusia.
Mereka sekarang ingin menawarkan solusi untuk menangani salah satu ancaman terbesar yang dihadapi wanita dan anak perempuan di India saat ini. Laporan pemerkosaan tentang kekerasan seksual umum terjadi di negara itu.
Aparat mencatat, ada 34.651 kasus pemerkosaan yang dilaporkan pada 2015. Jumlah itu meningkat 43 persen sejak 2011, itu artinya ada empat pemerkosaan terjadi setiap jamnya.
Aktivis mengatakan, jumlahnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi, karena banyak wanita enggan melaporkan insiden tersebut dengan alasan takut disalahkan dan malu.
Saksikan video para biarawati melatih kungfu berikut ini.
Advertisement