Pameran Seni Meriahkan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Singapura-RI

Dalam rangka perayaan hubungan diplomatik ke-50 antara Singapura dan RI, digelar pameran seni lukis kontemporer bertema kebudayaan 2 negara.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Sep 2017, 19:46 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 19:46 WIB
Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar membuka pameran seni lukis di World Trade Center 2 di Jakarta pada 12 September 2017 (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)
Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar membuka pameran seni lukis di World Trade Center 2 di Jakarta pada 12 September 2017 (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan hubungan diplomatik antara pemerintah Indonesia dan Singapura dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya melalui pameran seni lukis kontemporer yang menunjukkan kebudayaan kedua negara.

Adalah Singapore Tourism Board (STB) yang bekerja sama dengan PT Jakarta Land dan ISA Art Advisory si penyelenggara pameran seni. Karya yang dipamerkan berupa lukisan dengan tema kontemporer, goresan seniman asal kedua negara -- Indonesia dan Singapura.

"Pameran seni lukis ini menggambarkan semangat kedua negara yang telah menjalin hubungan diplomatik selama 50 tahun," ujar Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar di World Trade Center 2 Jakarta, Selasa (12/9/2017) malam.

"50 tahun bukanlah waktu yang singkat. Untuk itu, hubungan antara Indonesia dan Singapura sejauh ini sudah semakin kuat," tambah Anil ketika membuka acara Rising 50: The Contemporary Art of Singapore and Indonesia. 

Sementara itu Head Director Singapore Tourism Board, Raymond Lim, menilai acara ini merupakan cerminan dari semangat hubungan diplomatik antara kedua negara.

"Beberapa hasil seni yang ditampilkan oleh seniman sangat mencerminkan budaya Singapura. Salah satunya adalah hasil karya dari Naufal Abshar," ujar Raymond.

"Karya seni berjudul Merlion tersebut memaparkan ikon dari Singapura. Selama ini warga tahu betul dengan simbol singa yang sangat melekat dengan Singapura," tambah Raymond.

Melalui acara ini, Raymond juga berharap agar seni menjadi sarana yang baik bagi suatu lingkungan untuk dapat melihat sebuah perspektif baru.

Acara pameran seni lukis ini sendiri akan berlangsung hingga selama satu bulan. Mulai dari tanggal 12 September hingga 12 Oktober di World Trade Center 2 Jakarta.

Seniman Indonesia

Salah satu seniman yang turut serta menampilkan hasil karyanya yaitu Naufal Abshar. Pria kelahiran Bandung 24 tahun silam ini sempat menimba ilmu di LASALLE College of the Art dan Goldsmith University of London.

Ada beberapa hasil karya lukis yang ia pameran di acara tersebut di antaranya Merlion dan Self Potrait - Through the Looking Glass.

Naufal Abshar salah satu seniman yang menampilkan karya seninya (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Menurut Naufal, lukisan yang ia pamerkan dalam acara tersebut memiliki terinspirasi dari pengalamannya selama tinggal di Singapura. Ia juga mengatakan, hasil karya ini berkaitan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Singapura.

"Saya merasa pengalaman tinggal selama di Singapura mempengaruhi hasil karya saya," ujar Naufal.

Lukisan berjudul 'Merlion' karya Naufal Abshar yang ditampilkan dalam pameran seni lukis (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

"Proses pembuatan lukisan Merlion ini sendiri memakan waktu sekitar satu minggu. Jenis tinta yang saya gunakan adalah acrylic oil pastel dan oil bar," tambahnya.

Selain Naufal, masih ada beberapa seniman RI lain yang turut serta memamerkan hasil karyanya. Di antaranya Irfan Hendrian, Robert Zhao dan Kinez Riza.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya