Liputan6.com, Kuala Lumpur - Sebuah bom sisa Perang Dunia II yang terkubur di lokasi pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Malaysia meledak pada Selasa, 10 Oktober 2017 malam waktu setempat. Ledakan tersebut mengakibatkan satu pekerja Bangladesh tewas dan dua lainnya luka parah.
Menurut laporan lokal mengutip polisi setempat, ledakan di lokasi pembangunan di Bandar Malaysia, Kuala Lumpur, berasal dari bom tak meledak yang masih aktif meski telah dikubur selama lebih dari setengah abad.
Baca Juga
"Dua dari pekerja yang cedera kehilangan kaki, sementara yang lain terluka di tangan dan kaki," kata Kepala Polisi Kuala Lumpur Amar Singh Ishar Singh kepada Free Malaysia Today (melalui kantor berita nasional Bernama) yang dikutip dari Asian Correspondent, Rabu (11/10/2017).
Advertisement
Tak lama setelah bom tersebut meledak sekitar pukul 17.00, ketiga pekerja tersebut dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk dirawat.
"Dari penyelidikan awal, sebuah bom berusia sepuh sisa Perang Dunia Kedua tiba-tiba meledak saat pekerjaan konstruksi sedang dilakukan," ujar Singh.
Sumber dari Fire and Rescue Department Malaysia mengatakan bahwa mereka menerima panggilan darurat pada pukul 17.23 dan tiba di tempat kejadian 10 menit kemudian.
Dalam sebuah pernyataan yang diperbaharui kepada Asian Correspondent, MMC-Gamuda selaku pengembang proyek mengonfirmasi bahwa salah satu pekerjanya meninggal karena terluka parah.
"Para pekerja yang tengah dirawat di Rumah Sakit Kuala Lumpur awalnya dilaporkan berada dalam kondisi stabil, namun memburuk kemudian...".
Perusahaan tersebut mengatakan telah meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut.
Bukan Temuan Pertama
Proyek Bandar Malaysia South adalah pembangunan satu dari 11 stasiun bawah tanah di bawah Jalur Buloh-Serdang- Putrajaya Line (SSP).
Sejak 2011, Bomb Disposal Unit kepolisian Malaysia telah melakukan lebih dari 3.500 penyisiran di seluruh negeri yang pernah diduduki oleh penjajah Inggris dan diserbu oleh Tentara Kekaisaran Jepang pada tahun 1940-an.
Unit ini telah menghancurkan hampir 1.000 perangkat peledak, yang banyak di antaranya adalah bom-bom Perang Dunia II yang dikuburkan selama beberapa dekade.
Advertisement