Liputan6.com, Kura - Ada penampakan aneh yang terlihat di langit Siberia pada Jumat, 27 Oktober 2017. Bola bercahaya pucat biru, tiba-tiba muncul secara misterius.
Berlatar belakang kilauan bintang dan cahaya aurora, bola pucat biru yang semula dianggap menakutkan malah menjadi satu kesatuan yang indah.
Beberapa foto yang menunjukkan keindahan langit itu diabadikan oleh seorang fotografer. Keseluruhan foto tersebut memperlihatkan kondisi malam hari yang begitu terang. Demikian dilansir dari laman News.com.au, Selasa (31/10/2017).
Advertisement
Banyak orang yang bertanya-tanya dengan fenomena tak biasa tersebut. Ada yang mengira sebuah ledakan, meteor, alien bahkan kiamat.
"Awalnya saya tercengang selama beberapa menit. Saya tak mengerti tentang apa yang terjadi," ujar Segey Anisimov, fotografer yang berhasil mengabadikan momen tersebut.
"Bola bercahaya itu bergerak naik ke atas kepala yang kemudian lenyap. Beberapa orang yang melihat secara langsung fenomena bola bercahaya, mengklaim bahwa hal ini disebabkan oleh alien. Bicara soal dimensi lain dan sejenisnya," tambah Anisimov.
Baca Juga
Penampakan itu terjadi sehari setelah pemerintah Rusia menggelar latihan militer yang melibatkan senjata nuklir di darat, laut, dan udara pada Kamis, 26 Oktober 2017. Di antara senjata tersebut, ada satu misil yang menjadi sorotan.
Misil tersebut diluncurkan dari Plestek Cosmodrome. Ia sempat mengudara sejauh 5.800 km sebelum akhrinya mengenai target di area uji coba Kura.
Menurut rumor, misil tersebut adalah misil Satan 2, senjata yang diyakini dapat membawa puluhan hulu ledak nuklir. Namun, isu tersebut kemudian dibantah.
Senjata tersebut adalah rudal antarbenua Topol SS-25. Senjata yang dibuat pada 1980-an itu mampu membawa 550 kiloton hulu ledak nuklir.
Rudal tersebut berhasil mengenai target darat di Kamchatka di Rusia timur, Republik Komi di utara, dan di medan militer Rusia di Kazakhstan.
Pada akhir pekan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa Presiden Vladimir Putin terlibat langsung dalam latihan multifaset dan secara pribadi mengendalikan peluncuran misil.
Ternyata, bola bercahaya pucat biru itu berasal dari jejek rudal (Rocket Plume) balistik antar benua (ICBM) yang sebelumnya dilucurkan dari Plestek menuju Kura.
"Buangan roket mengembang dan membentuk gelembung besar hingga ratusan mil. Jika sinar matahari menangkapnya dengan benar, maka buangan roket itu dapat terlihat," ujar ahli astrofisika Smithsonian Center Jonathan McDowell.