Detik-Detik Mencekam Suara Sirene Rudal Korut Berbunyi di Hawaii

Suaranya mendesir nyaring mencekam, dengan nada tinggi nan panjang serta memekakkan telinga.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 03 Des 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 03 Des 2017, 13:00 WIB
Sirene pengantisipasi rudal di Hawaii (AP)
Sirene pengantisipasi rudal di Hawaii (AP)

Liputan6.com, Honolulu - Pada Jumat 1 November 2017, Hawaii melakukan tes terhadap sistem sirene massalnya, selang empat hari usai Korea Utara melesatkan rudal termutakhirnya -- yang diprediksi mampu mencapai daratan Amerika Serikat.

Sejatinya, Hawaii memang selalu rutin melakukan tes terhadap sistem sirene massalnya, khususnya untuk potensi bencana alam.

Namun, semakin meningkatnya potensi serangan rudal dari Korea Utara, mengharuskan pemerintah lokal untuk turut melakukan tes sirene ancaman rudal atau misil.

"Kami percaya bahwa sangat penting untuk bersiap menghadapi potensi bencana yang akan datang. Dan, pada masa kini, serangan nuklir termasuk dalam daftar bencana itu," kata Gubernur Hawaii David Ige seperti dikutip dari Associated Press, Minggu (3/12/2017).

Badan Manajemen Situasi Darurat Hawaii (HEMA) menambahkan, sirene massal untuk mengantisipasi datangnya rudal menggunakan sistem yang sama dengan tanda bahaya bencana alam.

Hanya saja, untuk antisipasi rudal, sistem sirene massal itu menggunakan nada suara yang berbeda.

Suaranya mendesir nyaring mencekam, dengan nada tinggi nan panjang serta memekakkan telinga -- jika didengar dari jarak dekat. Mendekati durasi akhir, nada sirene itu kemudian merendah dan membulat.

Suara itu kemudian akan kembali berulang, sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan.

Menurut Gubernur Ige, tes sirene itu dilakukan agar masyarakat mampu waspada dan tanggap atas apa yang akan mereka lakukan, jika sewaktu-waktu misil Kim Jong-un menghantam kepulauan tersebut.

"Hanya 20 menit, waktu yang dimiliki oleh warga setempat untuk berlindung dari sebuah rudal yang diluncurkan (dari Korut)," kata seorang pejabat menambahkan.

Berikut video detik-detik sirene pengantisipasi rudal Korea Utara berbunyi di Hawaii:

 

Suara Sirene Samar di Sejumlah Lokasi

Suara sirene pengantisipasi rudal Korea Utara yang diuji coba di Hawaii pada 1 November lalu, ternyata terdengar samar di sejumlah lokasi kepulauan itu. Associated Press melaporkan.

Di Pantai Waikiki, suara sirene tertutup desiran ombak dan angin laut, kata seorang pengunjung yang diwawancarai AP.

"Aku mendengar sirene itu saat bermain di pantai. Ide yang bagus sih, tapi tampaknya banyak para pengunjung yang bergeming," kata Tom Passmore wisman dari Kanada.

Vern Miyagi, petugas Badan Manajemen Situasi Darurat Hawaii (HEMA) berdalih bahwa tes sirene itu berjalan dengan lancar.

Kendati demikian, Miyagi memaparkan bahwa HEMA akan meninjau kembali efektifitas dan operabilitas sirene tersebut pada waktu ke depan. Termasuk memastikan agar suara sirene mampu terdengar oleh massa secara keseluruhan.

Warisan Perang Dingin

Sistem sirene pengantisipasi rudal yang diuji coba oleh Hawaii pada 1 November lalu, sejatinya merupakan prosedur, mekanisme, dan sistem warisan Perang Dingin, kala Amerika Serikat masih terlibat proxy war bertendensi perang nuklir dengan Uni Soviet medio 1950 - 1990-an.

Kala itu, selain sirene pengantisipasi rudal, Washington juga membuat sejumlah bunker anti-rudal nuklir di sejumlah titik di Hawaii.

Namun, tamatnya Perang Dingin pada pengujung 1990-an juga menjadi akhir riwayat dari para sirene dan bunker tersebut. Sebagian besar sirene tak terurus, dan sejumlah bunker bahkan telah terbengkalai.

Kini, munculnya ancaman baru dari Korea Utara, memicu Washington dan pemerintah Hawaii untuk kembali memulihkan prosedur, mekanisme, dan sistem antisipasi publik warisan Perang Dingin itu.

Apalagi, Hawaii dan Guam merupakan dua teritorial AS yang berjarak cukup dekat dengan Korea Utara (Korut - Hawaii 7.500 km dan Korut Guam sekitar 3.500 km).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya