Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda mengetahui kisah fiksi tentang seorang pangeran yang mencari tambatan hati lewat pesan dalam botol? Atau, putri yang meminta pertolongan untuk diselamatkan melalui suratnya dalam botol?
Botol itu kemudian mereka lempar sejauh mungkin ke tengah laut. Sembari berdoa dan berharap, Sang Pangeran atau Tuan Putri itu mendapat balasan atas suratnya, meski kemungkinan balasan tersebut kecil.
Baca Juga
Mengutip situs Ancient Origins, Rabu (13/12/2017), di dunia nyata, dua tahun yang lalu, sebuah botol berisi sepucuk surat era Perang Dunia I ditemukan. Tak cuma bertahan di tengah derasnya gelombang air laut, botol ini juga selamat dari rusuhnya perang. Rapih dan masih bagus.
Advertisement
Pesan dalam botol adalah bentuk lain komunikasi. Si pengirim biasanya bermaksud mengirim sinyal marabahaya, atau bisa jadi mencari teman pena. Pesan dalam botol tertua diketahui berusia 108 tahun, dihanyutkan ke laut lepas pada tahun 1906, dan ditemukan tahun 2015.
Cara berkirim pesan semacam ini diketahui telah digunakan sejak zaman kuno. Menjelang akhir abad ke-4Â misalnya, filsuf Yunani Theophrastus (murid Aristoteles) pernah menulis pesan dalam botol. Ia ingin menguji hipotesisnya bahwa Samudra Atlantik mengalir ke Laut Tengah.
Pada abad ke-16, Angkatan Laut Inggris dan negara lain menggunakan pesan dalam botol untuk mengirimkan informasi ke pantai tentang posisi musuh. Bahkan, di zaman Ratu Elizabeth I ada jabatan "Pembuka gabus pesan dalam botol samudra" (Uncorker of Ocean Bottles).
Jabatan ini disetujui oleh pengadilan karena -- diperkirakan -- beberapa botol berisi pesan rahasia telah dikirim oleh mata-mata Inggris dari Prancis. Oleh karena itu, orang biasa yang sembarangan membuka botol itu bisa dihukum mati.
Â
Digunakan Dalam Ilmu Oseanografi
Belakangan ini, pesan dalam botol masih digunakan dalam penerapan ilmu oseanografi sebagai alat untuk mempelajari arus global. Biasanya, periset akan melepaskan ribuan botol berisi pesan ke lautan dari kapal, mereka kemudian menunggu orang-orang yang menemukan botol tersebut untuk menghubungi mereka.
Misalnya, Drift Bottle Project yang dimulai pada tahun 2000 oleh Eddy Carmack, seorang peneliti iklim di Canada's Institute of Ocean Science. Tujuan awal proyek ini adalah untuk mempelajari arus laut di sekitar Amerika Utara.
Dalam 12 tahun ke depan, proyek ini membawa Carmack, rekan-rekannya, dan botol mereka ke seluruh dunia. Tercatat, sekitar 6.400 botol dikeluarkan oleh para periset, dimana 264 buah atau sekitar 4%, telah ditemukan.
Antara tahun 1904 dan 1906, sekitar seribu pesan dalam botol dikeluarkan oleh George Parker Bidder III, seorang ahli biologi kelautan Inggris, di North Sea. Ini adalah bagian dari penelitian Bidder tentang arus laut.
Ia ingin mengetahui sejauh mana arus laut di North Sea mengalir dari timur ke barat. Beruntung, Bidder berhasil melakukannya, karena katanya, tingkat pengembalian pesan dalam botolnya adalah sebesar 55%.
Sayangnya, satu pesan ditemukan dalam jangka waktu yang amat lama, tepatnya setelah kematian Bidder pada tahun 1954.
Pada tahun 2015, dilaporkan bahwa salah satu botol milik Bidder ditemukan oleh pensiunan petugas pos, Marianne Winkler, di sebuah pantai di Amrum, sebuah pulau di Jerman. Ketika Winkler mengeluarkan catatan dari botol itu, isinya adalah selembar kartu pos yang ditujukan kepada George Parker Bidder di Marine Biological Association (MBA) di Plymouth, Inggris.
Beruntung bagi Winkler, MBA masih eksis dan dikirimlah kartu pos itu ke sana.
Di kartu pos tersebut, Bidder menuliskan bahwa ia berjanji akan memberi hadiah shilling -- sebuah unit koin Inggris yang setara dengan sepersepuluh pound atau dua belas sen -- kepada siapa saja yang menerima pesannya. Sejak Decimal Day pada tanggal 15 Februari 1971, shilling tak lagi berguna.
Bagaimanapun, MBA tetap memenuhi janji Bidder untuk mengirimkan hadiah pada Winkler, beserta surat ucapan terima kasih.
Pesan dalam botol Bidder masuk dalam Guinness Book of World Records sebagai pesan tertua.
Pemegang rekor sebelumnya yaitu pesan dalam botol yang dikeluarkan oleh Captain C. Hunter Brown dari Glasgow School of Navigation, tahun 1914.
Pesan tersebut ditemukan 98 tahun kemudian, pada tahun 2012, dekat Kepulauan Shetland.
Advertisement