5 Tahun Tanpa Status, Pendiri Wikileaks Jadi Warga Negara Ekuador

Setelah 5 tahun bersembunyi tanpa status jelas, pendiri Wikileaks, Julian Assange, resmi menjadi warga negara Ekuador.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 13 Jan 2018, 08:24 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2018, 08:24 WIB
Pendiri Wikileaks Julian Assange (AFP)
Pendiri Wikileaks Julian Assange (AFP)

Liputan6.com, London - Pendiri Wikileaks baru saja menerima status kewarganegaraan dari pemerintah Ekuador, setelah negara itu menyatakan bahwa keputusan tersebut adalah satu-satunya solusi yang "adil dan bermartabat".

Seperti dilansir dari laman Independent.co.uk, Assange telah menghabiskan waktu lebih dari lima tahun lamanya bersembunyi di balik status suaka yang diberikan oleh Kedutaan Besar Ekuador untuk Kerajaan Inggris di London.

Otak di balik skandal Wikileaks yang membocorkan ribuan berkas rahasia pemerintah Amerika Serikat (AS) itu mulai bersembunyi sejak 2012, yakni ketika penegak hukum Swedia tengah melakukan investigasi terkait dugaan dirinya terlibat kasus pelecehan seksual.

Meskipun otoritas Swedia telah menarik perkara tersebut, Assange (46) menolak keluar dari tempat persembunyiannya.

Ia beralasan takut jika pemerintah AS akan menangkap dan mengekstradisinya secara paksa ke Negeri Paman Sam.

 

 


Assange Terancam

WikiLeaks
Ilustrasi WikiLeaks.

Minggu ini, Inggris menolak permintaan Ekuador untuk meloloskan pengajuan status diplomatik ke Australia.

Menurut pernyataan resmi Departemen Luar Negeri Kerajaan Inggris, pemerintah Ekuador tahu betul cara terbaik menyelesaikan kasus Assange adalah dengan membuatnya keluar dari kedutaan dan menghadapi keadilan yang sesungguhnya.

Pemberian status kewarganegaraan tersebut sejatinya merupakan langkah pemerintah Ekuador untuk mengakhiri kebuntuan mediasi internasional terkait skandal Wikileaks. Dengan adanya status warga negara yang jelas, Assange dapat menjalani proses peradilan sesuai aturan hukum internasional.

Menteri Luar Negeri Ekuador, Maria Fernanda Espinosa, pada hari hari Kamis (11/1/2018) di ibu kota Quito, mengatakan bahwa Assange tetap tidak dibiarkan keluar dari kedutaan besar negeri tersebut di London tanpa pengawasan ketat. Maria mengkhawatirkan adanya serangan dari oknum tertentu yang menginginkan Asaange ditangkap.

"Kami tidak mengistimewakan Assange. Namun, kami menyadari ia merupakan kunci penting dari beberapa keadilan yang hilang," jelas Maria.


Aksi Assange Konon Dilindungi Amandemen Pertama AS

Penembakan Las Vegas
Pemandangan bendera setengah tiang di belakang gedung Capitol di Washington, DC. AS (2/10). Presiden Donald Trump memerintahkan untuk menurunkan bendera setengah tiang menyusul penembakan di Las Vegas. (Mark Wilson/Getty Images/AFP)

Meski diburu oleh pemerintah AS, pendukungnya menganggap aksi Assange dilindungi oleh Amandemen Pertama AS.

Jaksa Agung AS Jeff Sessions mengatakan, "Pandangan AS terhadap Wikileaks dan Assange mulai berubah setelah penyidik menemukan bukti bahwa Wikileaks berperan aktif dalam membantu Edward Snowden mengungkapkan dokumen rahasia."

Sessions juga mengungkapkan keterkejutannya terkait jumlah informasi serius yang dibocorkan melalui laman Wikileaks.

"Jadi ini (penangkapan Assange) merupakan prioritas. Kami telah membuat rencana yang perlu kami lakukan. Kami akan memenjarakan beberapa orang," kata Sessions.

Pengacara Assange Barry Pollack mengatakan, dirinya belum mendengar kabar ini. Ia justru menganggap aktivitas Wikileaks mirip dengan yang dilakukan oleh situs dan lembaga publikasi lainnya, termasuk The New York Times.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya