Liputan6.com, Jeddah - Kaum hawa berbondong-bondong datang ke pusat perbelanjaan Le Mall yang berada di Jeddah, Arab Saudi. Mereka tampak antusias melihat-lihat deretan mobil mewah yang dipajang di mall itu.
Sebuah ruangan disulap menajdi show room mobil, yang kemudian digunakan sebagai tempat pameran mobil khusus wanita.
Balon-balon berwarna merah muda, oranye, dan kuning, menghiasi ruang pameran. Banyak pengunjung yang memanfaatkan momen itu untuk berswafoto di depan mobil.
Advertisement
Ada yang mencoba merasakan duduk di kursi pengemudi, ada pula yang sedang memperbaiki hijabnya.
"Saya selalu tertarik dengan mobil, tapi saya tidak memiliki kemampuan untuk menyetir. Sekarang saya sangat tertarik untuk membeli salah satu mobil di sini, tapi saya ingin yang harganya murah," kata seorang pengunjung bernama Ghada al-Ali, dikutip dari The Guardian, Senin (15/1/2018).
Biaya hidup di Arab Saudi meningkat pasca pemerintah menaikkan harga gas domestik dan memperkenalkan pajak pertambahan nilai (PPN) pada bulan Januari.
Untuk itulah pameran ini lebih menonjolkan mobil-mobil yang hemat bahan bakar. Di setiap mobil, panitia menyediakan tim pramuniaga perempuan untuk membantu melayani pelanggan.
Dalam pameran tersebut, dipasang pula slogan "Drive and Shop", sebuah permainan kata-kata dalam bahasa Arab yang menggambarkan wanita kerajaan Arab Saudi.
"Diketahui bahwa yang sering berbelanja di pusat perbelanjaan adalah wanita. Seluruh mal ini dikelola oleh wanita. Semua kasir adalah wanita. Semua orang di restoran adalah wanita," ujar kepala pramuniaga pameran Sharifa Mohammad.
Perempuan Diizinkan Mengemudi
Dalam sebuah dekrit yang dikeluarkan pada bulan September 2017, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud memerintahkan agar larangan mengemudi bagi perempuan dicabut pada bulan Juni.
Larangan tersebut dianggap telah membatasi mobilitas perempuan dan dinilai oleh aktivis hak asasi manusia sebagai bentuk penindasan. Keputusan tersebut lalu dipuji sebagai bukti progresif baru di kerajaan Muslim yang sangat konservatif.
Hukum lalu lintas Saudi, sebelumnya, secara eksplisit melarang wanita mengemudi, sementara di negara Islam lainnya perempuan dapat melaju bebas dengan kendaraan mereka.
Pangeran Khaled bin Salman, Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat -- yang juga putra dari Raja Salman -- mengatakan, mengizinkan wanita menyetir kendaraan adalah sebuah "lompatan besar" dan masyarakat sudah siap dengan keputusan ini.
"Saya sangat bersemangat. Ini adalah langkah maju yang baik bagi hak-hak perempuan," ujar Aziza Youssef, seorang profesor di King Saud University. Ia juga merupakan salah satu aktivis wanita paling vokal di Saudi.
Kepada The Associted Press, ia menjelaskan bahwa para wanita merasa lega dengan adanya pengumuman itu. Namun, ia juga berharap bahwa perubahan tersebut bisa menjadi batu loncatan dari banyak hal yang dinantikan kaum hawa di Saudi.
Advertisement