Kantor Pos Amerika Terbitkan Prangko 'Keberuntungan' Edisi Imlek

Seperti apa prangko baru yang dikeluarkan kantor pos Amerika Serikat saat Imlek?

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Feb 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2018, 13:00 WIB
Perangko Imlek di Amerika Serikat
Kantor Pos AS menerbitkan perangko khusus untuk merayakan Tahun Baru Imlek. (Courtesy Image)

Liputan6.com, Honolulu - Kantor Pos Amerika menerbitkan prangko khusus untuk merayakan Imlek tanggal 16 Februari, sedangkan peluncurannya dilakukan bulan Januari lalu di Honolulu, Hawaii.

Prangko dengan gambar anjing, sesuai shio tahun ini, dirancang oleh seniman asal New York yang memiliki keturunan Tionghoa, Kam Mak, dengan menyoroti tradisi budaya Imlek.

Prangko besutan Mak melukiskan tiga tangkai bambu dengan sebuah pita merah. Katanya, ini melambangkan keberuntungan.

"Dalam tradisi Tionghoa, tiga bambu melambangkan berkat dan keberuntungan, umur panjang, dan kekayaan. Saya juga menyisipkan karakter Fu yang dan keberuntungan," ucap Mak, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (17/2/2018).

Sebelumnya, seorang seniman Hawaii, mendiang Clarence Lee, pernah merancang perangko Imlek seri pertama. Desain yang ditonjolkannya yakni binatang-binatang dalam zodiak Tionghoa.

Pada tahun 2008, Kam Mak mulai merancang seri kedua, yang menyoroti beberapa adat dan tradisi Imlek sepanjang masa. Perangkonya juga disisipkan sketsa asli gambar anjing milik Lee di sudut kiri atas.

Kantor pos menerbitkan prangko pertama Imlek pada tahun 1992. Di antara prangko yang dirancang oleh Mak, favoritnya adalah perangko tahun 2010, tahun Macan. Prangko itu menampilkan bunga bakung.

 

Berasal Dari Keluarga Sederhana

Melihat Kemeriahan Perayaan Imlek di New York
Sejumlah orang memeriahkan selama festival budaya perayaan Imlek di New York City (16/2). Para warga Tionghoa bersama warga lainnya turun ke jalan memadati kawasan Chinatown. (Drew Angerer/Getty Images/AFP)

Keluarga Kam Mak berimigrasi dari Hong Kong ke Amerika pada tahun 1971, sewaktu ia berusia 10 tahun. Kala itu, ayahnya menjadi buruh pencuci piring dengan gaji rendah, di sebuah restoran China. Sementara itu, ibunya bekerja di sebuah toko swalayan di kawasan Pechinan.

Mak berlatih keras untuk fasih berbahasa Inggris. Ia dibesarkan sewaktu gang-gang Tionghoa merajalela di daerah Pechinan kota New York. Untungnya, Mak bisa mengikuti City Art Workshop atau Lokakarya Seni yang mendorong remaja di kota itu untuk mendalami seni. Pada waktu itulah, Mak menemukan minatnya.

Sekarang pada usia 50-an, Mak tinggal di Brooklyn dan mengajar lukis di Fashion Institute of Technology New York. Ia juga telah membuat ilustrasi untuk sejumlah dan merancang sebuah buku bergambar berjudul "My Chinatown: One Year In Poems".

Melalui sebuah organisasi bernama Behind the Book, Mak membimbing para pemuda dan berbagi pengalaman tentang masa lalunya saat tinggal di Pechinan di New York.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya