Menilik Sejarah Prangko Nusantara di Museum Prangko Indonesia

Prangko telah menjadi alat bukti pembayaran pengiriman jasa-jasa pos sejak dulu. Museum Prangko Indonesia sangat cocok dijadikan destinasi wisata untuk semua kalangan, terutama para pencinta filateli yang disebut filatelis.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 22 Feb 2025, 11:00 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2025, 11:00 WIB
20150910-HUT ke-70, PMI Gelar Pameran dan Luncurkan Prangko-Jakarta
Pengunjung melihat barang koleksi PMI yang dipamerkan dalam rangka peringatan HUT ke-70 PMI di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (10/9). Merayakan hari jadinya, PMI menggelar pameran dan peluncuran prangko. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Museum Prangko Indonesia berada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Museum ini menyimpan berbagai koleksi yang berkaitan dengan sejarah prangko di Indonesia.

Prangko telah menjadi alat bukti pembayaran pengiriman jasa-jasa pos sejak dulu. Museum Prangko Indonesia sangat cocok dijadikan destinasi wisata untuk semua kalangan, terutama para pencinta filateli yang disebut filatelis.

Mengutip dari berbagai sumber, Museum Prangko Indonesia lahir dari kisah Tien Soeharto yang mengunjungi pameran prangko PT Pos Indonesia (Persero). Saat itu, sedang digelar acara Jambore Pramuka Asia Pasifik ke VI di Cibubur pada Juni 1981.

Gagasan pembangunan Museum Prangko di TMII pun muncul. Hingga pada 29 September 1983, museum ini diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Museum Prangko Indonesia memiliki gaya arsitektur yang unik. Bangunannya dihiasi ukiran serta patung bergaya khas Bali dan Jawa yang megah.

Museum ini terbagi menjadi dua area, yakni area sayap kanan dan sayap kiri. Sayap kanan menjadi kantor pengelola dan tempat pertemuan, sedangkan sayap kiri menjadi kantor pos tambahan untuk PT Pos Indonesia (Persero).

Pada bagian pintu gerbang, detailnya terinspirasi dari model Candi Bentar. Adapun pada halaman depan, terdapat bola dunia dengan burung merpati yang membawa surat di paruhnya.

Menuju pintu masuk, pengunjung akan disambut oleh cerita pewayangan, mulai dari wayang Dhuta Dharma hingga dua lukisan pewayangan Bali oleh Drs. Wayan Sutha S. Cerita pewayangan itu berkisah tentang pembawa berita yang hadir melalui patung Hanoman, sementara dua lukisan pewayangan Bali menggambarkan sejarah surat-menyurat sebelum kertas dikenal.

Museum Prangko Indonesia memiliki berbagai ruang penyajian dengan koleksi dan pameran yang berbeda-beda. Mulai dari proses pembuatan prangko dan silinder cetak, prangko dan souvenir sheet ‘cari kenangan’ dari era 1950-1993; prangko berdasarkan periode dan tema; prangko tematik tentang kepramukaan dan olahraga, hingga koleksi prangko dari masa pemerintahan Belanda, Jepang, hingga kemerdekaan RI.

Menariknya lagi, terdapat deretan koleksi berbagai prangko berdasarkan tahun penerbitannya. Tak hanya enak dipandang, koleksi-koleksi ini juga sekaligus menambah wawasan mengenai perkembangan prangko di Indonesia.

Selain prangko, museum ini juga memamerkan foto-foto sejarah terkait proses pembuatan prangko. Pengunjung juga bisa melihat proses pencetakan prangko.

Tersdapat diorama kegiatan filateli serta sebuah kisah tentang surat daun lontar. Beberapa filatelis juga kerap berkumpul di museum ini.

Museum Prangko Indonesia buka setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk seharga Rp5.000 saja.

Penulis: Resla

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya