Liputan6.com, Birmingham - Gara-gara kekasihnya mengeluh sakit perut, sepasang penumpang 'diusir' dari pesawat Emirates. Mereka pun terkejut bukan main dengan tindakan maskapai penerbangan tersebut.
Adalah Beth Evans dan Joshua Moran yang hanya beberapa menit akan lepas landas dari bandara Birmingham untuk terbang menuju Dubai, saat mereka diperintahkan untuk meninggalkan pesawat.
Baca Juga
Seperti dikutip dari Mirror.co.uk, Selasa (20/2/2018), pasangan tersebut mengatakan bahwa awak pesawat mendengar Beth kesakitan perutnya karena menstruasi. Lalu interogasi pun dimulai.
Advertisement
Awak pesawat kemudian memutuskan bahwa Beth memerlukan pemeriksaan medis, sebelum diizinkan melanjutkan perjalanan Birmingham-Dubai selama tujuh jam. Tapi ternyata dokternya tak ada, pasangan tersebut pun terpaksa turun dari pesawat.
"Diusir karena sakit, itu adalah hal gila," ungkap Joshua memberi tahu The Sun.
Pihak Emirates mengatakan tak mau ambil risiko membiarkan Beth tetap dalam pesawat.
"Beth menangis dan merasa kesal saat ditanyai," kata Joshua.
Beth mengatakan bahwa rasa sakitnya hanya kadang-kadang saja timbul, dan dia senang akan terbang. Namun staf Emirates mengatakan bahwa mereka tak dapat mengizinkannya melakukan perjalanan, takut kondisinya memburuk saat penerbangan.
"Para penumpang memberi tahu awak bahwa dia merasa tak nyaman dan kesakitan serta merasa tidak sehat. Kapten membuat keputusan untuk meminta bantuan medis dan menurunkan Evans agar dia bisa mendapat pertolongan," tutur seorang juru bicara maskapai tersebut mengatakan kepada The Sun.
"Kami tidak ingin membahayakan Nona Evans dengan menunda pertolongan medis, takut kondisinya memburuk selama penerbangan."
Diusir dari Pesawat
Insiden pengusiran dari pesawat pernah terjadi juga di Chicago, Amerika Serikat.
Kala itu, gara-gara kegemukan, pria bernama Matthew Harper yang berbobot 154 kilogram diusir dari pesawat. Padahal saat akan membeli tiket pesawat, ia tak diberitahukan ada masalah dengan bobot ekstra yang dimilikinya.
Dilansir dari News.com.au, 26 April 2013, ketika itu Matthew disambangi di bangku yang ia duduki di pesawat lalu diminta turun dari penerbangan maskapai penerbangan Southwest dari Chicago menuju Denver. Lalu ia pun diberitahu tentang permasalahan itu.
Maskapai penerbangan Southwest memang memiliki kebijakan untuk para penumpang bertubuh ekstra. Mereka akan dikenakan biaya tambahan, jika tubuh mereka menggangu penumpang di sebelahnya.
Matt mengatakan, ia menyadari kebijakan tersebut namun masih ada kursi kosong antara ia dan saudaranya. Bahkan tak menggangu kursi penumpang di sebelahnya.
"Aku tak pernah dipermalukan seperti ini sepanjang hidupku. Aku merasa seperti penjahat," ujar Matt geram.
Mengetahui peristiwa tersebut, Southwest Airlines pun meminta maaf dan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Kami sangat menyesal ketidaknyamanan Tuan Matt dalam melakukan perjalanannya. Kami secara pribadi telah menyampaikan permintaan maaf kami dan turut prihatin," kata seorang juru bicara Southwest.
"Sangat penting bagi kami untuk mengklarifikasi bahwa ia (Matt) melakukan perjalanan sesuai jadwal. Kami tidak menyangkal penundaanya, karyawan kami memberitahukan kebijakan kami. Dia kemudian melanjutkan perjalanan seperti yang dijadwalkan," tukas si jubir maskapai itu.
Saksikan juga video berikut ini:
Advertisement