Penampakan Kawah Gerbang Neraka Terdeteksi di Google Earth

Kawah berpijar yang dijuluki Door to Hell atau gerbang menuju neraka di tengah padang pasir membuat pengguna Google Earth bingung dan agak khawatir.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 01 Mar 2018, 12:01 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2018, 12:01 WIB
Door to Hell atau pintu menuju neraka di Turkmenistan yang terdeteksi di Google Earth berdiameter hampir 70 meter. (iStock)
Door to Hell atau pintu menuju neraka di Turkmenistan yang terdeteksi di Google Earth berdiameter hampir 70 meter. (iStock)

Liputan6.com, Ashgabat - Para pengguna Google Earth kebingungan dan khawatir, sebab mereka mendeteksi ada kawah berpijar di tengah padang pasir. Lokasi itu dijuluki dengan Door to Hell yang berarti pintu menuju neraka.

Hingga saat ini, seperti diberitakan The Sun, Kamis ( 1/3/2018), banyak orang tidak tahu apa sebenarnya kawah berwarna merah yang berkobar itu.

Lainnya menyebut tempat itu sebenarnya adalah Darvaza Gas Crater - salah satu tempat paling aneh di Bumi. Lokasi yang dikenal sebagai gerbang neraka itu adalah situs di Gurun Karakum di Turkmenistan -- tempat wisata yang populer berkat sifat alamiahnya.

Konon kawah yang sangat besar itu membuat situs tersebut terbakar terus-menerus sejak 1971, dan membuat para ilmuwan kebingungan.

Kawah tersebut memiliki diameter 226 kaki atau sekitar 68 meter, dengan kedalaman 98 kaki (berkisar 29 meter). Banyak yang menyebut itu sebagai api unggun raksasa.

Door to Hell atau pintu menuju neraka di Turkmenistan yang terdeteksi di Google Earth berdiameter hampir 70 meter. (iStock)

Situs itu diberi nama Door to Hell oleh penduduk setempat, karena penuh api, lumpur mendidih dan api oranye yang berkobar. Seperti gambaran neraka.

Menurut berita yang tersebar, Kawah Darvaza tercipta saat gas alam runtuh ke gua bawah tanah. 

Ilmuwan Soviet yang tengah mencari minyak di daerah itu pada tahun 1971, menemukan cadangan metana yang menyebabkan daerah tersebut runtuh dan melepaskan gas tersebut.

Khawatir dengan efek gas berbahaya tersebut, para ilmuwan mengatur agar gas tersebut menyala dengan aman. Namun ternyata gas itu terbakar selama lebih dari empat dekade, yang awalnya diperkirakan hanya akan terbakar selama beberapa pekan.

Api dalam kawah menghasilkan cahaya emas yang bisa dilihat dalam jarak bermi-mil di sekitar Derweze, desa dengan populasi sekitar 350 orang. Situs gerbang Neraka itu berjarak 260 kilometer utara Ashgabat, ibu kota Turkmenistan.

Pada April 2012, Presiden Gurbanguly Berdimuhamedow mengunjungi situs tersebut, memerintahkan agar lubang itu ditutup. Dengan alasan, "anomali itu"  telah menghambat pengembangan industri eksplorasi bawah tanah di Karakum. Namun sampai saat ini belum terealisasi. 

Gas Alam Berlimpah

Gurun Karakum, yang meliputi sebagian besar wilayah Turkmenistan, terletak di sebelah timur Laut Kaspia. Laut Aral terletak di utara, sementara Sungai Amu Darya dan Gurun Kyzyl Kum berada di timur lautnya. 

Area gersang itu menyimpan anugerah yang berlimpah: gas alam.

Meski dianggap bisa menghambat pengeboran di lokasi itu, gerbang neraka menjadi daya tarik wisatawan manca negara. Sekaligus membuat nama negara pecahan Uni Soviet itu dikenal.

Pada pandangan pertama, lubang besar menganga berisi api seperti latar belakang dalam film sains fiksi. Namun, kawah raksasa di Gurun Karakum, Turkmenistan itu nyata, meski bukan akibat serangan mahluk luar angkasa ke bumi.

 

 

Gerbang Neraka di China

Lubang Panas Menganga di Bukit China, Gerbang Neraka?
Lubang di bukit China yang disebut sebagai 'gerbang neraka'. (CEN)

Sebelumnya, penduduk sebuah desa di China juga pernah menemukan lubang berisi api di sebuah bukit. Penemuan sinkhole misterius, yang dari kejauhan terlihat berwarna oranye dan memancarkan panas, membuat warga berbondong-bondong datang untuk melihat langsung.

Para ahli geologi kemudian berkumpul di pegunungan terpencil yang terletak di pinggiran Urumqi, Daerah Otonomi Xinjiang Uyghur di barat laut China itu. Untuk menyaksikan dan meneliti lubang yang muncul beberapa pekan lalu.

"Dari jarak 2 meter, panas dari semburan panas yang muncul dari 'cincin api' itu mencapai 792 derajat Celsius atau 1.457 Fahrenheit. Sehingga orang tak bisa berada lebih dekat untuk mengetahui seberapa dalam lubang tersebut," demikian dilaporkan People's Daily Online seperti dikutip dari Daily Mail, 10 April 2015.

Setelah melihat gambar-gambar lubang misterius itu di dunia maya, beberapa pengguna internet China menyebutnya sebagai "lubang" atau "gerbang neraka".

Rekaman video yang menunjukkan, penduduk setempat melempar ranting pohon dan rumput ke tepi lubang yang diperkirakan memiliki lebar sekitar 91 cm itu, sudah beredar di salah satu situs berbagi video populer. Benda-benda yang dilemparkan langsung hangus terbakar oleh hawa panasnya.

Beberapa pengguna internet China menyebutnya sebagai "pintu gerbang ke neraka", setelah melihat gambar-gambar lubang misterius itu. "Kami menyadari tanah di bukit itu menjadi hangat beberapa waktu belakangan. Padahal, itu bukan kawasan gunung berapi," ucap penduduk setempat kepada media China.

Ahli dari Badan Geologi Xinjiang Meitian menduga, lubang itu disebabkan oleh lapisan batubara di bawah tanah yang terbakar, sehingga menyebabkan bagian permukaan di atasnya runtuh. Membentuk bolong yang menganga berisi kobaran api.

Meski warga setempat menganggap "gerbang neraka" itu temuan baru, anggapan itu dibantah oleh pihak berwenang.

"Fenomena ini sudah ada di daerah itu selama beberapa dekade," ujar seorang insinyur dari Xinjiang Meitian Fire Engineering Bureau, Huang Wei, kepada Stasiun TV Central.

Menurut Huang Wei, asap putih kerap muncul dari bawah tanah di bukit tersebut pada musim semi dan musim gugur.

Chen Long, seorang pengawas dari Xinjiang Meitian Fire Engineering Bureau, mengatakan dulu ada puluhan tambang kecil batu bara di daerah itu pada tahun 1970-an sebelum akhirnya ditutup.

"Pertambangan primitif dengan penutupan seadanya menyebabkan batu bara yang ada di dalamnya terbakar di bawah tanah," kata ungkap Chen.

"Operator tidak menutup tambang dengan benar setelah bisnis itu dihentikan. Panas bumi diduga memicu timbulnya api dari dalam tanah dan membakar lapisan di dalamnya, hingga muncul ke permukaan Bumi," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya