Liputan6.com, Jakarta Empat sosok 'mumi alien' ditemukan di Nazca, Peru. Masing-masing bentuknya mirip manusia, punya dua lengan, dua kaki, satu kepala, sepasang mata, dan mulut tunggal. Konon, mereka berusia 6.500 tahun.
Secara biologis dan kimiawi, jaringan tubuh jasad yang awet itu mengindikasikan bahwa mereka adalah manusia. Dan, seperti halnya kita, DNA mumi-mumi itu terdiri dari 23 pasang kromosom. "Mereka terlihat seperti manusia, namun faktanya bukan," kata Profesor Konstantin Korotkov dari Russian National Research University dalam video yang diposting di Gaia.com, seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (17/3/2018).
Salah satu buktinya adalah, mumi itu berjari tiga. Korotkov menduga, mereka adalah humanoid, bukan Homo sapiens alias spesies manusia.
Advertisement
Sejumlah pihak, termasuk judul video yang menayangkan dokumentasinya menyebut, itu adalah mumi alien.
Benarkah demikian?
Seperti dikutip dari situs sains LiveScience, mumi-mumi tersebut diduga hasil rekayasa -- kombinasi penjarahan dan manipulasi bagian tubuh mumi manusia yang nyata.
"Salah satu mumi mirip mumi Nazca yang khas, dengan posisi tertekuk dan duduk," kata Andrew Nelson, pengajar antropologi di University of Western Ontario, Kanada.
Nazca adalah kebudayaan kuno di Peru yang orang-orangnya punya kebiasaan membalut mumi mereka dalam lembaran tekstil dan terkenal dengan hasil karya berupa geoglif raksasa yang disebut Garis Nazca.
Nelson, yang tak terlibat dalam penelitian di Peru mengatakan, tangan dan kaki -- mungkin juga bagian tubuh yang lain -- telah dimanipulasi oleh para penipu, yang menggunakan lapisan putih sebagai kedok.
Sejumlah ilmuwan ternama juga meyakini, bagian tubuh mumi-mumi sungguhah digunakan untuk membuat versi abal-abal tersebut. Para peneliti mumi Peru bahkan mengeluarkan pernyataan, yang mengecam praktik tersebut.
Mereka berpendapat, praktik seperti itu adalah pelanggaran terhadap norma-norma yang berlaku, baik dalam tataran nasional maupun internasional.
"Saya merasa jijik pada siapapun yang berani-beraninya memperlakukan jasad manusia secara tak manusiawi," kata Guido Lombardi, pengajar ilmu forensik di Universidad Peruana Cayetano Heredia soal 'mumi alien' kepada LiveScience.
Â
Â
Â
Saksikan juga video berikut:Â
Ulah Pemburu Harta Karun
Mumi-mumi tersebut diduga ditemukan pada 2015 oleh perampok makam yang beroperasi di wilayah Nazca, di mana peradaban Nazca pernah berkembang.
"Jasad-jasad manusia yang terawetkan tersebut berasal dari sekelompok 'huaqueros', atau pemburu harta karun arkeologi dari kota Palpa," kata Thierry Jamin, pimpinan Institut Inkari-Cusco, yang terlibat dalam penelitian mumi.
Ia menyebut pemimpin perampok makam itu sebagai Mario.
"Mario adalah pemburu harta karun. Ia penjahat yang dikenal baik oleh polisi yang ada di area Nazca. Komplotannya menjarah situs arkeologi di wilayah pesisir Peru selama lebih dari 20 tahun. Hukum tak berdaya untuk menghentikan ulahnya," kata Jamin.
Sementara, Jose Jaime Maussan Flota, jurnalis yang bekerja dengan para periset yang mempelajari mumi tersebut, anggota tim membayar sejumlah uang pada Mario agar bisa melihat dan meneliti mumi-mumi tersebut.
Asal Usul Misterius Sang Ilmuwan
Video yang menunjukkan proses investigasi terhadap 'mumi alien' muncul di situs gaia.com dan the-alien-project.com.
Orang yang disebut sebagai peneliti utama dalam video tersebut adalah seorang pria bernama Konstantin Korotkov -- yang baru-baru ini diwawancarai stasiun televisi Rusia, Mir 24.
Situs RT juga memuat artikel berisi pernyataan Korotkov yang menyebut bahwa mumi-mumi tersebut memiliki 23 pasang kromosom seperti manusia, namun memiliki anatomi yang tak manusiawi.
"Bisa saja mereka adalah makhluk angkasa luar atau biorobot," kata Korotkov seperti dikutip dari RT.
Sementara itu, dalam video di gaia.com, Korotkov mengklaim bahwa hasil penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa salah satu mumi berasal dari masa sekitar 1.700 tahun lalu, saat budaya Nazca berkembang pesat.
Menurut LiveScience, asal-usul dan jejak akademik Konstantin Korotkov masih kabur. Tak ditemukan jejak di situs resmi St. Petersburg University di Rusia, yang konon berkaitan dengannya. Pihak universitas pun belum memberikan komentar apapun.
Sementara, National Research University di St. Petersburg -- yang konon berafiliasi dengannya -- diragukan eksistensinya.
Lembaga pendidikan bernama National Research University Higher School of Economics memang memiliki kampus di St. Petersburg. Namun, tidak disebutkan nama Korotkov dalam situs resminya.
Meski mumi berjari tiga diduga kuat palsu, para ilmuwan menemukan sejumlah jasad-jasad manusia yang terawetkan di Memu, termasuk 171 jenazah dari makam-makam yang diekskavasi di dekat situs arkeologi Tenahaha -- yang berasal dari masa 1.200 tahun lalu.
Ann Peters, konsultan di University of Pennsylvania Museum of Archaeology and Anthropology mengatakan, perlindungan terhadap situs arkeologi telah meningkat pesat dalam dekade terakhir.
"Meski demikian, beberapa penjarah dan pedagang barang antik masih ada di Peru, juga di Amerika Serikat dan negara-negara lain."
Advertisement