Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dijadwalkan bertolak ke Markas PBB di New York hari ini, Senin 14 Mei 2018.
Di samping menghadiri agenda kerja, lawatan Retno ke New York dilaksanakan sebagai salah satu bentuk sesi kampanye terakhir bagi Indonesia -- salah satu negara nominasi dalam United Nations Security Council Election 2018, Juni mendatang.
"Sore ini saya akan terbang ke Markas PBB di New York untuk menghadiri sesi kampanye terakhir bagi negara-negara yang mencalonkan diri untuk menjadi Anggota Tak Tetap Dewan Keamanan PBB," kata Retno saat menghadiri Inauguration Bengkel Diplomasi FPCI di Jakarta, Senin (14/5/2018).
Advertisement
Lebih lanjut, Retno mengatakan bahwa dirinya akan berbicara di hadapan Dewan Keamanan PBB di ajang "High Level Open Debate on Respecting International Law".
"Nanti (dalam acara itu) akan menyampaikan pidato debat berjudul 'On Upholding International Law Within the Context of the Maintenance of International Peace and Security' di hadapan majelis DK PBB," tambah sang menlu dalam pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com.
"Mohon doa juga dari semua pihak untuk pencalonan Indonesia di DK PBB," lanjutnya.
Baca Juga
United Nations Security Council Election yang digelar Juni nanti merupakan ajang pemungutan suara yang dilakukan PBB untuk memilih negara Anggota Tak Tetap Dewan Keamanan periode 2018.
Dalam pemilihan nanti, Indonesia akan masuk dalam Grup Kawasan Asia-Pasifik dan bersaing dengan Maladewa yang juga merupakan calon anggota.
Untuk Grup Kawasan Eropa Barat dan Lainnya calon anggota terdiri dari Jerman, Belgia, dan Israel.
Calon Grup Kawasan Amerika Latin adalah Argentina dan Republik Dominika. Sedangkan calon Anggota Tidak Tap DK PBB untuk Grup Kawasan Afrika adalah Afrika Selatan dan Namibia.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Kemenlu RI Optimis
Satu bulan jelang pemilihan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB, di mana Indonesia adalah salah satu calon, Kementerian Luar Negeri RI mengatakan bahwa suara dukungan terhadap Tanah Air sudah cukup melebihi ambang batas minimum yang harus dimiliki suatu negara jika ingin menduduki kursi DK PBB.
Kenyataan itu membuat Indonesia percaya diri dan optimistis, tetapi juga sekaligus berdebar jelang pemilihan yang akan digelar Juni 2018 nanti.
"Sejauh ini, suara yang sudah kita galang cukup melebihi ambang batas 2/3 dari suara minimal yang harus dimiliki suatu negara jika ingin menduduki kursi Anggota Tak Tetap DK PBB," kata Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI, Grata Endah Werdaningtyas, Februari 2018 lalu.
Grata menilai bahwa fakta itu menjadi salah satu alasan yang mendongkrak kepercayaan diri Indonesia untuk kembali terpilih menjadi anggota DK PBB untuk yang keempat kalinya dalam sejarah Tanah Air.
Di samping itu, rekam jejak Indonesia selama periode keanggotaan sebelumnya dan credential RI di PBB juga menjadi alasan lainnya.
"Kita percaya diri soal kans akan kembali terpilih menjadi anggota ... Tapi, kepercayaan diri itu juga harus dibarengi dengan kerja keras untuk menggalang dukungan kepada sejumlah negara hingga menit-menit terakhir pemilihan," kata Grata.
"Jadi istilahnya kita cautiously optimistic ya, dan sambil berdoa mudah-mudahan tidak ada hal besar yang akan mengganggu pencalonan kita baik di dalam negeri maupun di luar negeri," lanjutnya.
Advertisement