4 Negara Ini Rilis Travel Advice Terkait Bom Surabaya

Keempat negara tersebut mengimbau warganya di Indonesia untuk terus memantau perkembangan informasi.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 14 Mei 2018, 15:11 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2018, 15:11 WIB
Pria Mencurigakan di Area Mapolrestabes Surabaya
Mobil lapis baja milik kepolisian menuju Mapolrestabes Surabaya setelah terjadinya serangan bom bunuh diri, Jawa Timur, Senin (14/5). Polisi mendata ada 10 korban luka dalam tragedi bom bunuh diri di Markas Polrestabes Surabaya. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta - Serangkaian ledakan dalam insiden bom Surabaya yang terjadi pada dua hari terakhir, menyita perhatian dunia.

Beberapa negara bahkan telah mengeluarkan imbauan perjalanan (travel advice) terhadap para warganya yang akan mengunjungi, atau sedang berada di Indonesia.

Dimulai dari negara tetangga, Australia, yang memberlakukan travel advice kategori "high degree of caution", atau tingkat kewaspadaan yang tinggi.

Dikutip dari situs smarttraveller.gov.au pada Senin (14/5/2018), pemerintah Negeri Kanguru mengimbau warganya untuk selalu waspada saat berada di Indonesia, terutama di Surabaya, Jakarta, dan Bali. Selain itu, warga Australia juga diimbau untuk terus memantau informasi terkini di media tentang bom Surabaya.

Travel advice juga dikeluarkan oleh Singapura melalui siaran pers yang diterima Liputan6.com pada Minggu, 13 Mei 2018.

Pemerintah Singapura mengimbau warganya yang berada di Indonesia, terutama di Surabaya, mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk keselamatan pribadi, mengindahkan instruksi dari pemerintah setempat, dan memantau ketat berita lokal.

Bergeser ke utara, wilayah otonomi khusus Hong Kong turut mengeluarkan imbauan serupa, seperti yang dimuat di situs sb.gov.hk. Imbauan tersebut berbunyi: "Warga yang hendak mengunjungi Indonesia, atau sudah ada di sana, harus memantau situasi, berhati-hati, dan menghindari aksi protes dan pertemuan besar publik."

Tidak ketinggalan, pemerintah Inggris juga mengeluarkan imbauan perjalanan, yang disampaikan melalui situs gov.uk. Negeri Ratu Elizabeth II itu menyatakan misi diplomatiknya di Indonesia telah melakukan kontak dengan pihak berwenang, dan mengharuskan warganya di Indonesia terus memantau informasi media, berhati-hati, serta patuh terhadap saran dari otoritas lokal.

 

Simak video pilihan berikut:

 

 

Kronologi Singkat Bom Surabaya

Pria Mencurigakan di Area Mapolrestabes Surabaya
Petugas kepolisian mengamankan seorang pria mencurigakan di sekitar Mapolrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5). Sebelumnya, bom bunuh diri terjadi sekitar pukul 08.50 WIB di depan markas penjagaan Mapolrestabes Surabaya. (AFP/JUNI KRISWANTO)

Bom Surabaya pertama kali terjadi pada Minggu pagi, 13 Mei 2018, pada sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Santa Maria Tak Bercela.

Setelahnya, serangan teror berlanjut secara berurutan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya dan Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro, di mana rata-rata terjadi dalam selang waktu 10 menit.

Menurut polisi, insiden bom Surabaya menyebabkan 13 orang tewas dan lebih dari 40 lainnya luka-luka.

Beberapa jam kemudian, sebuah bom kembali meledak, yang kala itu terjadi di sebuah unit hunian di blok B lantai 5, rumah susun sewa sederhana (rusunawa) Sepanjang, Kecamatan Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo. Dalam insiden ini, tiga orang yang diduga pelaku teror tewas.

Teror belum berhenti. Pagi tadi, sebuah bom bunuh diri meledak di pintu masuk Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Mapolrestabes) Surabaya.

Sejauh ini, polisi menyebut empat pelaku tewas. Sementara, 10 orang luka-luka. Empat di antara korban luka adalah polisi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya