Liputan6.com, London - Sebuah makalah yang dimuat di jurnal Progress in Biophysics and Molecular Biology, memicu kontroversi. Sebab, tim penulisnya yang terdiri atas 13 peneliti itu menyebut gurita (octopus) sebagai makhluk alien.
Mereka berpendapat, letusan Kambrium (Cambrian explosion) atau kemunculan filum-filum utama secara cepat pada 540 juta tahun lalu adalah hasil dari intervensi ekstraterestrial.
Baca Juga
Secara spesifik, para peneliti mengajukan gagasan bahwa virus alien jatuh ke Bumi dengan perantaraan meteor, lalu menginfeksi populasi cumi-cumi primitif dan menyebabkan mereka berevolusi menjadi gurita.
Advertisement
Teori lain yang mereka ajukan adalah bahwa cumi-cumi yang dibuahi atau telur gurita dikirim ke Bumi oleh sebuah meteor.
Are octopuses aliens from outer space? This peer-reviewed article by 33 scientists argues that the octopus genome is too complex to have evolved naturally on earth and therefore that octopuses probably came...from space https://t.co/R7qE77AGrJ pic.twitter.com/vgDC5vgDz6
— Nick Kapur (@nick_kapur) 17 Mei 2018
Seperti dikutip dari situs media Inggris, Independent, ide ini pada dasarnya adalah konsep baru dari hipotesis 'panspermia' atau hipotesis bahwa kehidupan ada di seluruh alam semesta, karena disebarkan melalui meteoroid, asteroid, dan planetoid.
Salah satu pendukung teori tersebut adalah Chandra Wickramasinghe, salah satu penulis dalam makalah di jurnal Progress in Biophysics and Molecular Biology.
Ada alasan mengapa para peneliti menuding gurita sebagai makhluk alien.
Yakni, hewan itu memang aneh. Gurita adalah hewan moluska, itu berarti mereka adalah 'sepupu dekat' siput. Tapi, yang berbeda, gurita sangat cerdas.
Gurita punya otak yang besar dan sistem syaraf yang canggih. Para peneliti juga menyinggung matanya yang mirip kamera, tubuh yang fleksibel, dan kemampuan berkamuflase denngan mengubah warna dan bentuk badan.
Menurut para penulis makalah, semua itu adalah bukti asal-usul mereka yang bukan dari Bumi.
"Adalah masuk akal untuk menyebut bahwa gurita berasal dari dari 'masa depan' yang jauh, dalam hal evolusi terestrial," demikian ditulis para peneliti.
Mereka menambahkan, kesimpulan tersebut akan mengguncang paradigma yang sebelumnya yang dominan.
Â
Saksikan video menarik terkait gurita berikut ini:Â
Dibantah Para Ilmuwan
Kesimpulan para peneliti dibantah keras para ilmuwan. Salah satunya Mark Carnall dari Oxford University Museum of Natural History, yang menggarisbawahi bahwa tak ada satu pun penulis makalah berlatarbelakang zoologi.
Itu mengapa, menurut dia, hasilnya harus dipertanyakan.
Okay, finally found some time to read the 'Octopus are aliens' paper and wow. This figure is everything. Here's where they jump the octopus. No #justice4cephalopods here. #Cephalopods https://t.co/lEdEi8jlI1 pic.twitter.com/xirzU8QPDE
— Mark Carnall (@mark_carnall) 15 Mei 2018
Tak hanya itu, sebagian besar spekulasi penulis bertumpu pada gagasan bahwa genetika gurita dan kerabatnya misterius. Namun, sebuah makalah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature pada 2015, mengungkap genom hewan tersebut.Â
Faktanya, genom tersebut menunjukkan bahwa gurita cocok dengan teori evolusi yang dipahami secara umum di Bumi -- yang tidak memerlukan intervensi alien.
Gurita diduga telah berpisah dari garis keturunan cumi sekitar 135 juta tahun yang lalu.
Ahli genetika molekuler, Profesor Karin Moelling dari Max Planck Institute Molecular Genetics, yang diminta untuk meninjau makalah kontroversial tersebut, menyimpulkan bahwa itu "tidak usah dianggap serius".
Alasannya, "tidak ada bukti sama sekali," kata dia,Â
Sejumlah penulis kerap membandingkan gurita dengan alien karena penampilan mereka yang tidak biasa dan kecerdasan yang tinggi.Â
Peter Godfrey-Smith, salah satunya, menulis buku yang menaparkan kecerdasan gurita yang berjudul, Other Minds.
Ia menggambarkan gurita sebagai makhluk paling mendekati alien sebelum kita benar-benar bisa bertemu dengan mereka.Â
Dan jangan lupakan Paul si Gurita. Hewan itu terkenal saat Piala Dunia 2010, melampui keterangan para pemain yang berlaga atau Shakira, si penyanyi Waka-Waka.
Gurita yang tinggal di akuarium di Oberhausen dengan tepat memprediksi Spanyol tampil sebagai juara setelah di final menaklukkan Belanda lewat gol semata wayang Andres Iniesta.
Advertisement