Liputan6.com, Sydney: Sebuah pesawat penumpang kecil yang membawa 32 orang jatuh akibat cuaca buruk di dekat pantai Papua New Guinea, Kamis (14/10). Sebanyak 28 orang penumpang dan awaknya tewas, empat lainnya luka-luka.
Pesawat Dash 8 milik Airlines PNG terbang dari Kota pegunungan Lae ke kawasan pantai Madang, namun jatuh di hutan lebat sekitar pukul 17:00 waktu setempat (0800 WIB), kata Komisi Investigasi Kecelakaan Australia (AIC).
Dua pilot dari Australia dan Selandia Baru diyakini berada di antara empat korban, demikian dilaporkan Australia Associated Press (AAP).
Airlines PNG mengatakan dalam sebuah pernyataan di situsnya: "Ada 28 penumpang dan empat awak pesawat tampaknya ada beberapa korban, sementara sejumlah orang masih belum ditemukan.."
Ditambahkan: "Layanan darurat telah diaktifkan dan Airlines PNG bekerja sama dengan pihak berwenang untuk melakukan upaya penyelamatan dan pemulihan."
Maskapai ini mengatakan telah meng-grounded 8 pesawat Dashnya dari 12 armada pesawatnya sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
"Airlines PNG mendukung penuh tindakan otoritas lokal di Lae yang telah mengkarantina bahan bakar penerbangan di Bandara Lae," kata pernyataan itu.
"Doa dan pikiran kami sekarang bersama dengan semua orang yang merasakan akibat kecelakaan yang sangat menyedihkan bagi Papua Nugini."
Penyidik AIC Sid O'Toole mengatakan memang tengah terjadi "cuaca buruk di sekitar area pada saat kecelakaan itu terjadi", namun ia tidak bisa mengkonfirmasi laporan saksi mata yang menyebutkan ada badai datang tiba-tiba menjelang kecelakaan, 20 kilometer sebelah selatan Madang, dekat mulut Sungai Gogol.
Mereka yang ikut dalam penerbangan itu diyakini keluarga mahasiswa universitas setempat yang akan menghadiri upacara wisuda akhir pekan, menurut laporan media, yang juga mengutip keterangan saksi yang melihat api dari pesawat tersebut.
"Sulit untuk sampai ke sana (lokasi kecelakaan). Sangat padat," kata petugas pemadam kebakaran setempat Joe Dunar AAP.
Polisi telah mengamankan kawasan hutan dan ambulans sudah tiba di kawasan tersebut, dan otoritas darurat setempat serta rumah sakit juga siaga, kata O'Toole.
Lebih dari 20 pesawat telah jatuh sejak 2000 di Papua Nugini, yang daerahnya memang masih minim dengan sarana dan prasarana transportasi darat, sehingga perjalanan udara sangat penting bagi enam juta warga negara itu. (Calgaryherald.com/AFP/mla)
Pesawat Dash 8 milik Airlines PNG terbang dari Kota pegunungan Lae ke kawasan pantai Madang, namun jatuh di hutan lebat sekitar pukul 17:00 waktu setempat (0800 WIB), kata Komisi Investigasi Kecelakaan Australia (AIC).
Dua pilot dari Australia dan Selandia Baru diyakini berada di antara empat korban, demikian dilaporkan Australia Associated Press (AAP).
Airlines PNG mengatakan dalam sebuah pernyataan di situsnya: "Ada 28 penumpang dan empat awak pesawat tampaknya ada beberapa korban, sementara sejumlah orang masih belum ditemukan.."
Ditambahkan: "Layanan darurat telah diaktifkan dan Airlines PNG bekerja sama dengan pihak berwenang untuk melakukan upaya penyelamatan dan pemulihan."
Maskapai ini mengatakan telah meng-grounded 8 pesawat Dashnya dari 12 armada pesawatnya sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
"Airlines PNG mendukung penuh tindakan otoritas lokal di Lae yang telah mengkarantina bahan bakar penerbangan di Bandara Lae," kata pernyataan itu.
"Doa dan pikiran kami sekarang bersama dengan semua orang yang merasakan akibat kecelakaan yang sangat menyedihkan bagi Papua Nugini."
Penyidik AIC Sid O'Toole mengatakan memang tengah terjadi "cuaca buruk di sekitar area pada saat kecelakaan itu terjadi", namun ia tidak bisa mengkonfirmasi laporan saksi mata yang menyebutkan ada badai datang tiba-tiba menjelang kecelakaan, 20 kilometer sebelah selatan Madang, dekat mulut Sungai Gogol.
Mereka yang ikut dalam penerbangan itu diyakini keluarga mahasiswa universitas setempat yang akan menghadiri upacara wisuda akhir pekan, menurut laporan media, yang juga mengutip keterangan saksi yang melihat api dari pesawat tersebut.
"Sulit untuk sampai ke sana (lokasi kecelakaan). Sangat padat," kata petugas pemadam kebakaran setempat Joe Dunar AAP.
Polisi telah mengamankan kawasan hutan dan ambulans sudah tiba di kawasan tersebut, dan otoritas darurat setempat serta rumah sakit juga siaga, kata O'Toole.
Lebih dari 20 pesawat telah jatuh sejak 2000 di Papua Nugini, yang daerahnya memang masih minim dengan sarana dan prasarana transportasi darat, sehingga perjalanan udara sangat penting bagi enam juta warga negara itu. (Calgaryherald.com/AFP/mla)