Liputan6.com, Los Angeles - Salah satu segmen dalam episode terbaru acara bincang-bincang Jimmy Kimmel Live, memperlihatkan bagaimana warga Amerika Serikat (AS) banyak tidak tahu tentang peta dunia.
Pembawa acara terkait, Jimmy Kimmel, mengirim salah satu produsernya ke jalanan Los Angeles, dengan membawa peta dunia, tongkat penunjuk, dan pertanyaan sederhana tentang ilmu geografi.
Dikutip dari News.com.au pada Senin (16/7/2018), secara acak dipilih pejalan kaki yang melintas, dan kemudian diminta menunjukkan negara manapun di peta.
Advertisement
Sebagian besar responden yang terlibat tidak bisa menyebut salah satu negara di peta dunia. Bahkan, untuk sekadar menunjukkan di mana lokasi AS, banyak dari mereka yang kesulitan menjawab.
Baca Juga
Jikapun bisa menunjukkan satu lokasi, banyak respoden cenderung menunjuk satu wilayah besar sebagai sebuah negara, semisal peta benua Afrika dan Eropa.
"Tuhan, siapa yang tahu hal-hal seperti itu?" keluh seorang responden wanita ketika diminta menunjukkan salah satu negara Afrika di peta.
Ada pula responden yang mengira Alaska sebagai benua Eropa, dan sontak terkejut ketika diberi tahu bahwa wilayah tersebut merupakan negara bagian AS ke-49, yang bergabung pada 1959 silam.
Hanya satu responden yang berhasil membaca peta, yakni seorang remaja laki-laki. Ia bisa menunjukkan lokasi negara-negara terkemuka di dunia dengan baik, meski sempat salah mengira lokasi Argentina sebagai Brasil.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Â
Pengetahuan Geografi Pengaruhi Pandangan Politik
Sementara itu, sebuah penelitian yang dipimpin oleh Kyle Dropp dari Morning Consult pada 2017 lalu, bekerjasama dengan The New York Times, menunjukkan bahwa responden yang dapat mengidentifikasi dengan benar Korea Utara, cenderung bisa melihat strategi diplomatik dan non-militer lebih baik daripada mereka yang tidak bisa.
Strategi ini termasuk memberlakukan sanksi ekonomi lebih lanjut, meningkatkan tekanan pada China untuk mempengaruhi Korea Utara, dan melakukan serangan siber terhadap sasaran militer di Korea Utara.
Pengetahuan geografi tersebut, menurut peneliti, dapat berkontribusi pada peningkatan apresiasi terhadap kompleksitas peristiwa geopolitik.
Temuan ini konsisten dengan --meski tidak sepenuhnya sama dengan-- percobaan serupa yang dilakukan Joshua D Kertzer dan Thomas Zeitzoff pada 2014.
Mereka meminta warga Amerika untuk mengidentifikasi Ukraina pada peta dan menanyakan apakah mereka mendukung intervensi militer. Semakin jauh jawaban responden dari Ukraina, para peneliti menemukan, semakin besar kemungkinan responden untuk mendukung intervensi militer.
Advertisement