Ini Kesalahan Finansial Fatal yang Kerap Dilakukan Pekerja Generasi Milenial

Menurut sebuah studi ilmiah terbaru, ini adalah kesalahan fatal yang kerap membuat sulit kondisi finansial para pekerja millenial.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Jul 2018, 08:01 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2018, 08:01 WIB
Ilustrasi Generasi Milenial (iStockphoto)
Generasi Milenial Tidak Menyadari Bahwa Masalah Kesehatan Tengah Mengintai Mereka Gara-gara Kebiasaan Buruk yang Mereka Kerjakan (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Seiring semakin banyaknya generasi baby boomers (lahir pasca-Perang Dunia II) yang masuk usia pensiun, kelompok milleniallah yang kini menempati persentase terbesar angkatan kerja. Mereka juga disebut memiliki kesempatan luas untuk mendapat penghasilan tinggi dalam skala waktu lebih cepat.

Namun, ada satu kesalahan fatal, menurut kembaga analisis PNC Investments, yang bisa merusak keuangan mereka hingga ke titik nadir, yaitu tidak memiliki tabungan darurat.

PNC Investments melaporkan sebanyak 52 persen responden milenial dari hasil studi terkait, mengaku tidak memiliki dana darurat, di mana hal itu dinilai sebagai risiko yang sangat berbahaya untuk masa depan.

Dikutip dari CNN Money pada Minggu (22/7/2018), beberapa pekerja yang berusia lebih muda tidak memiliki uang di bank karena baru mulai bekerja, dan mengalami kesulitan mengelola gaji kecil mereka.

Namun, bagi pekerja millenial lain, imbauan untuk menyisihkan dana darurat kerap diabaikan, karena dianggap belum begitu diperlukan.

"Tidak ada yang kebal terhadap keadaan darurat finansial. Anda tidak pernah tahu kapan mobil Anda mungkin rusak, perusahaan Anda mungkin melakukan PHK, atau hewan kesayangan mungkin memerlukan operasi darurat yang mahal," kata Aaron Whiskley, salah seorang peneliti pada PNC Investments.

"Dan jika Anda tidak memiliki tabungan darurat, Anda tidak akan punya pilihan selain berutang, yang biasanya didapat dari kartu kredit," lanjut Whiskley menjelaskan.

Ditambahkan oleh Whiskley, utang jangka panjang yang ditawarkan kartu kredit kerap memikat pekerja millenial, karena dianggap memberi keringanan terhadap pemenuhan transaksi finansial.

Padahal dalam beberapa kasus, menurut Whiskley, utang jangka panjang akan merusak skor kredit yang dibutuhkan untuk melakukan pinjaman pembelian kebutuhan pokok di masa depan, seperti rumah misalnya.

Oleh karena itu, Whilskey menyarankan pekerja milenial untuk sedikit demi sedikit menabung. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi pengeluaran yang bersifat tersier, seperti anggaran untuk bersosialiasi misalnya.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

Sumber Tabungan Darurat

Suku Bank Bank
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Dijelaskan oleh PNC Investments, dana darurat yang baik haruslah cukup uang untuk menutupi biaya hidup, setidaknya tiga hingga enam bulan.

Dari mana uang itu berasal?

"Itu bagian yang sulit, namun jika bersedia membuat anggaran ketat, Anda akan memiliki waktu lebih mudah untuk menabung," jelas PNC Investments dalam sebuah artikel ilmiah yang dimuat di Journal of Investing.

Artikel ilmiah itu turut menyebut beberapa langkah yang diyakini oleh responden mampu menjadi sumber pendanaan terbaik untuk tabungan darurat, yakni pembatasan pada anggaran sosial, tidak menunda membayar kewajiban seperti tagihan misalnya tagihan listrik dan pulsa, serta melakukan penghitungan cermat pada biaya konsumsi harian.

Cara lain yang baik untuk memiliki tabungan, masih menurut studi terkait, adalah melakukan kerja sampingan. Dianjurkan pula untuk menggunakan pendapatan tambahan itu sebagai alokasi pembiayaan utama, baru kemudian mengambi dari gaji utama, namun dengan tetap dengan penyesuaian ketat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya