Modus Baru Teror SMS Penculikan Hantui Warga Singapura

Masyarakat di Singapura mendapat teror dari SMS tak dikenal, yang menyebut bahwa salah seorang anggota keluarga mereka diculik. Polisi menyampaikan, ini adalah modus baru penipuan.

oleh Afra Augesti diperbarui 21 Agu 2018, 15:35 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2018, 15:35 WIB
Penculikan Anak
Ilustrasi Foto Penculikan Anak (iStockphoto)

Liputan6.com, Singapura - Masyarakat di Singapura sedang dirundung kengerian. Pasalnya, baru-baru ini muncul SMS dari nomor tak dikenal yang menyebut bahwa anggota keluarga mereka diculik.

Si pengirim pesan teks tersebut kemudian meminta sejumlah uang tebusan senilai 50.000 dolar Singapura atau setara dengan Rp 533,2 juta.

Ia lalu meminta uang itu ditransfer ke sebuah rekening bank. Ia juga mengancam orang yang menerima SMS, apabila melapor ke polisi, maka anggota keluarga yang sedang disekapnya akan dibunuh saat itu juga. Demikian menurut keterangan pihak kepolisian dalam sebuah iklan layanan masyarakat.

Polisi mengimbau agar warga mewaspadai modus penipuan berkedok penculikan orang terdekat, yang kini meresahkan orang-orang di Singapura.

Screengrab dari SMS yang mengklaim bahwa seorang anggota keluarga mereka telah diculik. (Foto: Singapore Police Force)

"Mereka yang menerima pesan semacam itu harus tetap tenang dan sebisa mungkin melaporkannya langsung ke pihak berwajib. Jangan pernah mentransfer uang yang diminta oleh si pelaku," kata polisi, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (21/8/2018)/

Kepolisian Singapura juga menegaskan agar warga tidak membalas pesan teks teror tersebut. Sebisa mungkin memblokirnya dan melaporkan nomor itu sebagai spam (report as spam). Segera setelahnya, langsung hubungi orang terdekat--yang diklaim diculik oleh pelaku penipuan--untuk memastikan bahwa mereka benar-benar aman.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pakai Aligator, Penculik di AS Intimidasi dan Peras Keluarga Korban

Aligator Amerika
Aligator Amerika (Steve Hillebrand/US Fish & Wildlife Service)

Sementara itu, kasus nyaris serupa juga pernah menghantui penduduk Connecticut, Amerika Serikat. Hanya saja media yang digunakan oleh si pelaku bukan SMS, melainkan aligator.

Pihak berwenang di Connecticut berhasil menangkap seorang pria pelaku penculikan yang menggunakan aligator untuk memeras uang dari keluarga korban.

Korban, yang diidentifikasi sebagai pria berusia 21 tahun, dilaporkan memberi tahu bibinya bahwa dia telah diculik dan pelaku menuntut tebusan US$ 800 atau Rp 11,6 juta sebagai ganti pembebasannya.

"Mereka mendekatkan aligator pada tubuh saya dan mengatakan 'jika saya tidak memberikan uang yang dimintanya, maka mereka akan menyuruh hewan itu mengunyah saya'," kata korban dalam sebuah panggilan telepon kepada bibinya di Bridgeport, Connecticut, pada pada 6 April 2018. Demikian menurut laporan The Connecticut Postseperti dikutip dari The Huffington Post, 22 Mei 2018.

Ketika bibi korban meminta bukti kepada pelaku bahwa keponakannya tidak terluka, penculik itu mengiriminya sebuah foto.

Dalam foto itu, korban diikat dan dimasukkan ke dalam bak mandi, bersama seekor aligator dengan panjang sekitar satu meter yang diletakkan tepat di punggungnya.

Atas laporan dari sang bibi, polisi lalu melacak nomor telepon yang digunakan oleh pelaku untuk berkomunikasi dengan bibi korban.

Otoritas akhirnya dapat menemukan tersangka, korban, dan seekor aligator di sebuah hotel di Shelton, Connecticut.

Luka Bakar

Pihak berwenang mendapati korban memiliki bekas luka bakar di wajah dan lengannya. Korban mengklaim bahwa luka itu disebabkan oleh pelaku yang menyulutnya menggunakan korek api.

Tersangka, yang dilaporkan bersenjata dengan pisau besar saat melakukan aksinya, diidentifikasi sebagai Isaias Garcia (30) dari Garland, Texas.

Selain tersangka, polisi juga menemukan seorang perempuan di lokasi perkara. Perempuan itu diidentifikasi sebagai pacar Garcia. Ia telah diperiksa, namun tak dikenai dakwaan.

"Ini adalah kasus yang keterlaluan dan jelas, berdasarkan bukti, hidup pemuda itu (korban) benar-benar dalam bahaya," Polisi Bridgeport Letnan Christopher LaMaine mengatakan kepada The Connecticut Post.

"Ini bukan lelucon," katanya menepis kabar yang menyebut bahwa peristiwa itu hanya kelakar semata.

Tidak jelas apakah Garcia mengenal korban. Polisi Bridgeport belum memberikan komentar apa pun terkait hal itu.

Berdasarkan hukum yang berlaku di Connecticut, Garcia terancam menghadapi banyak tuduhan, meliputi penculikan, percobaan pencurian dengan pemerasan, dan membatasi kemerdekaan seseorang, serta melakukan penyerangan secara tidak sah.

Garcia mengaku tidak bersalah atas tuduhan itu saat pembacaan dakwaan pada Selasa, 16 Mei.

Saat ini, ia ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Bridgeport dengan denda pembebasan bersyarat senilai US$ 345.000 atau Rp 5 miliar.

Di sisi lain, aligator yang digunakan pelaku untuk mengintimidasi korban dalam kondisi sehat dan tidak terluka. Reptil ini telah diambil oleh Departemen Perlindungan Lingkungan negara bagian Connecticut, News 12 Connecticut melaporkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya