Liputan6.com, Hengdong - Sebuah mobil SUV dilaporkan menabrak kerumunan di lapangan umum di wilayah tengah China pada Rabu malam, 12 September 2018, menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai lebih dari 40 lainnya.
Polisi menangkap seorang pria yang dicurigai sebagai pengemudi SUV merah, yang menabrak sekelompok besar orang di alun-alun di Hengyang, pusat kota Hengdong di Povinsi Hunan, demikian dikutip dari The Guardian pada Kamis (13/9/2018).
Pemerintah setempat, melalui laporan kantor berita resmi pemerintah China Xinhua, mengatakan bahwa sekitar 46 orang terluka, dan kini telah menjalani perawatan di beberapa rumah sakit terdekat.
Advertisement
Baca Juga
Adapun sembilan orang yang meninggal, telah disampaikan terhadap keluarga masing-masing.
Beijing Youth Daily, sebuah publikasi dari liga pemuda partai Komunis yang berkuasa di China, mengatakan pada situs mikroblog resmi, bahwa polisi sedang menyelidiki kecelakaan itu. Tidak ada penyebutan terorisme atau motif lainnya.
Polisi mengidentifikasi tersangka sebagai seorang pria etnis Han berusia 54 tahun bernama Yang Zanyun, yang berasal dari wilayah setempat.
Tersangka diketahui pernah menjalani beberapa hukuman penjara atas tuduhan kriminal, termasuk pembakaran dan serangan, tulis Xinhua dalam salah satu laporannya.
Â
Simak video pilihan berikut:
Banyak Kekerasan Terjadi dalam Beberapa Tahun Terakhir
China disebut telah mengalami banyak serangan kekerasan di tempat-tempat umum dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pemboman dan pembakaran fasilitas umum.
Berbagai aksi yang meresahkan masyarakat itu umumnya bukan dipicu oleh ideologi terorisme, melainkan kerap kali karena alasan dendam atau protes sepihak terhadap suatu ketidaksukaan di tengah masyarakat.
Namun, ada pula beberapa serangan yang dikaitkan dengan separatis militan, meskipun serangan semacam itu menjadi hampir tidak pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2013, sebuah SUV menabrak kerumunan di depan Kota Terlarang Beijing, menewaskan lima orang, termasuk tiga penumpang kendaraan. Kala itu, polisi menyalahkan serangan terhadap separatis Muslim dari kelompok etnis minoritas Uighur.
Advertisement