Perkenalkan Nana, WNI yang Sukses Mempopulerkan Pijat Bali di Jerman

Ini dia WNI yang sukses mempopulerkan pijat Bali di Jerman. Ia adalah Sunarti Langjahr.

diperbarui 06 Okt 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2018, 10:00 WIB
Sunarti Langjahr alias Nana, WNI yang sukses mempopulerkan pijat Bali di Bonn, Jerman. (Dokumentasi Pribadi/DW)
Sunarti Langjahr alias Nana, WNI yang sukses mempopulerkan pijat Bali di Bonn, Jerman. (Dokumentasi Pribadi/DW)

Berlin - Seorang warga negara Indonesia (WNI) sukses mempopulerkan pijat Bali di Jerman. Ia adalah Sunarti Langjahr.

Massage atau pijat sejatinya bukanlah hal unik di Jerman. Tetapi pijat Bali hanya ada satu di Bonn, Nana Bali Massage. Karena pemiliknya yang ulet dan suka tantangan, praktik ini terus berkembang.

Bagaimanakah berbisnis di negeri orang?

"Harus berani mencoba," demikian diutarakan Sunarti Langjahr yang memiliki panggilan akrab Nana, seperti dikutip dari DW, Sabtu (5/10/2018).

Nana membuka bisnis Nana Bali Massage di kota Bonn, tepatnya di kawasan Beuel. Rambutnya yang panjang dan berwarna hitam kelam diikat membentuk sebuah konde kecil jika sedang bekerja.

Di praktek pijatnya, ibu dari dua putri ini tidak hanya menawarkan pijat tradisional Bali, melainkan juga Ayurveda, hot stone, pijat spesial punggung, pijat kaki, juga pijat wajah dan kepala.

Pijat di bagian wajah dan kepala efeknya sangat bagus bagi orang yang kerap menderita stres.

Selain itu pijat di bagian wajah, juga akupresur pada beberapa titik tertentu di wajah bisa membuat orang tampak awet muda. Demikian jelas Nana sambal tersenyum.

Menurutnya, yang paling banyak disukai orang Jerman adalah pijat tradisional Bali dan pijat Ayurveda. Terutama karena pijat tradisional Bali adalah pijat di seluruh badan, termasuk muka.

Sementara pijat Ayurveda disukai karena menggunakan minyak yang hangat.

Para peelanggan yang datang ke Nana Bali Massage umumnya dari berbagai usia, baik perempuan maupun pria.

Seorang pelanggan tetapnya, perempuan Jerman bernama Elene mengatakan, ia sangat menyenangi pijat. Ia sudah mencoba berbagai jenis pijat di kota Bonn, dan paling suka jika dipijat Nana. Alasannya karena gerakan serta tekanan yang diberikan saat memijat. Oleh sebab itu ia setia datang sekali sepekan ke Nana Bali Massage sejak tahun 2013.

Sekarang, Elene tidak hanya dating sebagai pelanggan, melainkan juga sebagai teman. Mereka sering mengobrolkan banyak hal, demikian dikatakan Elene sambil tertawa.

Membuka Bisnis di Jerman

Sebelum pergi ke Jerman dan membuka praktek memijat, perempuan ulet yang berasal dari Lombok ini sudah bekerja dan meraup pengalaman di beberapa bidang lain. Ia juga pernah bekerja menjual ponsel, dan bekerja di sebuah spa.

Ia juga pernah membuka counter, dan membuka kafe. Setiap pengalaman yang berhasil diraih disimpan dan digunakan dengan baik. Ia juga tidak menyia-nyiakan jika peluang dating.

Ia bercerita, dulu ia mulai belajar seni memijat ketika masih di Lombok, yaitu ketika bekerja di sebuah hotel di Lombok.

"Saya ini kan suka massage, suka ke salon," paparnya sambal tertawa. Ketika ia datang untuk berkunjung ke keluarga suaminya tahun 2009, ia pergi ke salon juga ke praktik massage, dan merasa tidak puas. Akhirnya ia berpikir, "Kayaknya, saya harus buka massage Indonesia di sini."

Setelah pindah ke Jerman, ia awalnya membuka praktek pijat di rumah. Ide membuka praktek yang terpisah dari rumah muncul karena ia kerap mengunjungi mertuanya di kota Krefeld, yang memiliki rumah di jalan besar, di sebuah daerah pertokoan.

Awalnya Nana membuka praktik dengan seorang rekan. Tetapi rekannya kemudian kembali ke Indonesia. Sejak itu ia memutuskan untuk percaya diri dan berani berbisnis sendirian, karena praktik pijatnya adalah satu-satunya yang menawarkan pijat Bali di Bonn.

Untuk menambah pelanggan, Nana menawarkan jasanya ke sejumlah hotel di Bonn. Ia juga menempatkan iklan dan "flyer" di toko-toko yang menawarkan produk-produk organik.

Walaupun ada kesulitan, ia terus maju dan berkembang

Nana yang tampak ceria dan bersemangat bercerita, ia tentu pernah mengalami suka dan duka dalam bisnisnya.

Sukanya, ia menikmati tantangan yang kerap muncul. Ia juga senang persaingan yang sehat. Kesulitan yang paling ia rasakan adalah kesulitan untuk memperluas bisnis dengan pekerja tambahan.

"Karena basis saya dari spa, saya ingin punya pegawai yang memiliki keahlian di bidang spa dan wellness dari Indonesia." Itulah yang agak sulit ditemukan, kata Nana. Karena kebanyakan orang asing yang dikenalnya, datang ke Jerman karena pekerjaan atau karena studi, atau juga karena menikah.

Untuk ke depan, Nana bercita-cita untuk memperluas bisnisnya di Jerman. Ia ingin memiliki tempat praktik yang lebih bagus. Selain itu ia sekarang sedang menjajaki proses mendatangkan pekerja dari Indonesia.

Ia juga ingin memperluas penawaran ke wellness yang kerap ditemukan di Indonesia, tetapi tidak terlalu diketahui di Jerman, misalnya: "cream bath" dan "scrub".

Di samping itu Nana berambisi untuk tidak hanya menjual jasa. Ia juga ingin menjual produk, terutama produk Indonesia. Jadi, siapa tahu ada yang melihat promosinya dan ingin bekerjasama. Ia memberikan layanan massage dengan menggunakan produk-produk dari rekan kerjasama. Terus maju dan berkembang dalam bisnis, walaupun di negeri orang.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya