Liputan6.com, New Delhi - Sebelas orang tewas usai menyantap nasi yang diduga terkontaminasi racun dalam perayaan di sebuah kuil Hindu d India.
Sementara, 29 orang lainnya dilaporkan dalam kondisi kritis dan mendapatkan perawatan darurat di berbagai rumah sakit di Mysore, sebuah kota di negara bagian Karnataka di India Selatan.
Advertisement
Baca Juga
"Sebelas orang sejauh ini dinyatakan meninggal dunia dan 93 lainnya dirawat di rumah sakit," kata KH Prasad, petugas kesehatan di Distrik Chamraj Nagar, di mana kuil tersebut berada, seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (15/12/2018).
"Diduga ada zat racun yang tercampur di dalam nasi. Sampelnya sudah kami kirim untuk diuji forensik," tambah Prasad.
Para pasien dilaporkan menjalani perawatan karena mengalami muntah-muntah, diare, dan gangguan pernapasan.
Menurut petugas kepolisian setempat, banyak orang berkumpul di Kuil Kicchukatti Maramma untuk menghadiri sebuah upacara ritual pada Jumat 14 Desember 2018.
Setelah itu, nasi yang menjadi persembahan dibagikan pada mereka yang hadir.
Marugappa, salah satu yang hadir di kuil, mengaku diberi nasi tomat dan air beraroma.
"Bau tak enak dan mencurigakan menguar dari makanan. Namun, orang-orang yang antre di depan tetap memakannya," kata dia seperti dikutip dari NDTV.
"Tak lama kemudian mereka muntah-muntah. Buih keluar dari mulut."
Sementara itu, Kepala Menteri atau pemimpin negara bagian setempat, HD Kumaraswamy menyatakan duka cita akibat insiden itu. Ia juga mengumumkan kompensasi sebesar 500 ribu rupee pada masing-masing keluarga korban tewas.
Festival keagamaan India sering dikelola dengan buruk. Polisi dan sukarelawan kerap kali kewalahan mengatur kerumunan orang yang datang. Risiko kematian bisa datang dari insiden saling injak, tak cuma racun.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Balas Dendam Pakai Racun
Sebelumnya, aparat kepolisian di negara bagian Maharashtra, India menangkap seorang perempuan berusia 28 tahun. Ia dituduh membubuhkan racun pada makanan yang dihidangkan di acara keluarga. Akibatnya fatal, lima orang meninggal dunia, termasuk empat bocah.
Tersangka, yang ditangkap di Distrik Raigad pada Jumat 23 Juni 2018 dilaporkan mengakui perbuatannya.
Ia mengaku tak tahan dengan penghinaan yang terus-menerus dilancarkan keluarga suaminya, termasuk mertua, terhadap kulitnya yang gelap dan kemampuan memasaknya yang dinilai kurang.
Tersangka diduga meracuni makanan yang disajikan pada acara kumpul keluarga yang digelar di rumah salah seorang kerabat pada Senin lalu. Menurut pejabat senior kepolisian, Sanjay Patil, racun yang digunakannya adalah pestisida.
Setelahnya, empat anak berusia 7-13 tahun, dan seorang pria sepuh berusia 53 tahun meninggal dunia. Dua dari korban adalah kerabat dari pihak tersangka.
"Perempuan tersebut menikah dua tahun lalu. Ia mengaku dipermalukan dan dijadikan bulan-bulanan oleh keluarga suaminya yang selalu mengejeknya gara-gara kulitnya yang gelap dan keterampilan masaknya yang dinilai kurang," kata Patil, seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (23/6/2018).
"Ia mengakui perbuatannya, dengan mengatakan permasalah perkawinan dan keluarga sebagai latar belakangnya. Tersangka menyimpan dendam terhadap mereka dan memiliki niat untuk membunuhnya mertua dan kerabat lainnya dengan mencampur pestisida ke dalam makanan."
Sejumlah korban hingga saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit. Tersangka akan segera menjalani persidangan di pengadilan.
Kasus-kasus perempuan yang diperlakukan dengan buruk atau disiksa secara fisik di rumah dilaporkan terjadi di seluruh India.
Masyarakat India memiliki persepsi yang mengakar bahwa kulit yang terang dan putih adalah indah. Di sisi lain, terdapat bias terhadap orang-orang dengan warna kulit gelap, yang sering dikaitkan dengan kemiskinan.
Kulit terang pun menjadi dambaan perempuan India. Krim pencerah pun laris manis di negara tersebut.
Advertisement