Natal Tiba, Ini 5 Hal Menarik tentang Sinterklas yang Belum Diketahui Publik

Pada malam Natal, Sinterklas biasanya akan datang ke rumah-rumah anak yang memasang kaus kaki di perapian. Ia memberikan hadiah.

oleh Afra Augesti diperbarui 24 Des 2018, 20:40 WIB
Diterbitkan 24 Des 2018, 20:40 WIB
Kantor Pos Natal di Jerman
Pria berkostum Sinterklas menunjukkan hadiah lukisan dari seorang anak di Kantor Pos Natal di Himmelpfort, Jerman, 19 Desember 2018. Anak-anak di seluruh dunia mulai mengirim surat berisi permohonan kepada sinterklas di kantor pos itu (Tobias SCHWARZ/AFP)

Liputan6.com, Florida - Apa yang terbesit dalam pikiran Anda ketika Natal tiba? Pohon Natal, hadiah, salju, musim dingin, bulan Desember, liburan dan berkumpul bersama keluarga, atau mungkin Sinterklas?

Bagi anak kecil, momen Natal adalah saat di mana mereka dapat bertemu dengan Sinterklas dan meminta sesuatu padanya: kado. Orang-orang tahu bahwa lelaki tua yang akrab disapa Santa itu kerap muncul pada waktu Natal dan mengabulkan permohonan bocah-bocah.

Sinterklas identik dengan pria sepuh berpostur tubuh agak gempal, berjenggot panjang, mengenakan topi, mantel, celana berwarna merah, memakai sarung tangan putih, membawa karung berisi hadiah, datang lewat cerobong asap, dan mengendarai kereta rusa.

Konon, ia akan mendatangi anak-anak yang berhati baik dan memberikan kejutan spesial kepada mereka. Akan tetapi, apakah sebagian orang di dunia sudah banyak yang tahu tentang asal-usul Sinterklas?

Kalau belum, berikut 5 hal menarik yang bisa Anda ketahui tentang tokoh fiktif tersebut, seperti dikutip dari lolwot.com, Senin (24/12/2018).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Nama Asli

Kantor Pos Natal di Jerman
Seorang pria berkostum Sinterklas berpose di Kantor Pos Natal di Himmelpfort, Jerman pada 19 Desember 2018. Anak-anak di seluruh dunia mulai mengirim surat berisi permohonan kepada sinterklas di kantor pos itu (Tobias SCHWARZ/AFP)

Sinterklas adalah tokoh dalam berbagai budaya yang menceritakan tentang seseorang yang memberikan hadiah kepada anak-anak, khususnya pada Hari Natal.

Santa berasal dari tokoh dalam cerita rakyat di Eropa, yakni Nikolas dari Myra. Ia adalah orang Yunani kelahiran Anatolia (Latin Asia Minor) pada Abad ke-3 Masehi di Patara (Lycia et Pamphylia), kota pelabuhan di Laut Mediterania, dan tinggal di Myra, Lycia (sekarang bagian dari Demre, Turki).

Ia merupakan anak tunggal dari keluarga Kristen yang berkecukupan, dari pasangan Epiphanius (ayah) dan Johanna (ibu).

Singkat cerita, pada saat dewasa, Nikolas memilih untuk mengabdikan diri menjadi uskup. Saat itulah, ia gemar memberikan hadiah kepada orang-orang miskin.

Tokoh Santa kemudian menjadi bagian penting dari tradisi Natal di dunia barat dan juga di Amerika Latin, Jepang dan bagian lain di Asia Timur.


2. Jadi Bintang Iklan Coca-Cola Sejak 1920

Restoran Korea Utara
Pramusaji membawa minuman untuk pengunjung di restoran Korea Utara, Pyongyang Okryu-gwan di Dubai (21/9). Meski Korut anti-Amerika Serikat, restoran ini menjual minuman Coca-Cola. (AFP Photo/Giuseppe Cacace)

The Coca-Cola Company mulai mengiklankan tema Natal pada 1920-an dengan menerapkan pariwara di majalah-majalah ternama seperti The Saturday Evening Post. Iklan pertama Santa menggunakan pakaian yang tampak ketat. Ini merupakan karya kartunis Amerika-Jerman, Thomas Nast.

Pada tahun 1930, seniman Fred Mizen melukis sebuah department store Santa di tengah orang-orang yang meminum sebotol Coke. Iklan itu menampilkan air mancur soda terbesar di dunia, yang terletak di pusat perbelanjaan Famous Barr Co. di St. Louis, Missouri.

Lukisan karya Mizen digunakan dalam iklan cetak pada musim Natal tahun itu dan muncul di The Saturday Evening Post pada Desember 1930.


3. Identitas Rusa Sinterklas

Kantor Pos Natal di Jerman
Seorang pria berkostum Sinterklas dan karyawan dari layanan pos Jerman, Deutsche Post membaca daftar keinginan seorang anak di Kantor Pos Natal di Himmelpfort, Jerman pada 19 Desember 2018. (Tobias SCHWARZ/AFP)

Tahukah Anda bahwa rusa-rusa Santa punya namanya masing-masing? Mereka bukan sembarang rusa kutub, tapi mereka dipilih oleh Santa karena keunikannya.

Delapan rusa Santa yakni Dasher, Dancer, Prancer, Vixen, Comet, Cupid, Donner dan Blitzen, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1823 dalam sebuah puisi berjudul "A Visit from St Nicolas". Puisi ini sekarang dikenal sebagai "Twas the Night Before Christmas".

Dalam puisi A Visit from St. Nicholas, Sinterklas menaiki "kereta salju berukuran miniatur, dan delapan rusa kutub kecil", serta rusa kutub yang "lebih cepat daripada elang". Puisi tersebut tidak menjelaskan tugas masing-masing rusa, namun menyebutkan bahwa mereka bisa terbang.


4. Alat untuk Melacak Santa

Barack Obama Jadi Sinterklas
Mantan Presiden AS, Barack Obama mengunjungi Children's National Medical Center di Washington, Rabu (19/12). Dengan topi khas merah putih ala sinterklas, Obama membagikan hadiah natal untuk anak-anak yang sedang menjalani perawatan. (Chuck Kennedy / AFP)

Banyak orang tua dan anak-anak di Amerika Serikat yang akrab dengan NORAD 'Santa Tracker'. Aplikasi ini adalah pelacak yang dibuat secara ketidaksengajaan: kesalahan nomor telepon dalam surat kabar.

Pada 1955, iklan Sears mencetak nomor telepon tersebut untuk agar anak-anak dapat berbicara langsung dengan Santa. Namun, angka itu bukan ditujukan untuk Santa, melainkan nomor ponsel Direktur Operasi US Continental Air Defense, Kolonel Harry Shoup.

Bukannya menutup telepon, Shoup justru memerintahkan seluruh stafnya untuk memberi kabar terbaru kepada anak-anak tentang koordinat kereta luncur Santa.


5. Tradisi di Pusat Perbelanjaan

Pernak-pernik Sambut Libur Sekolah dan Natal
Dua patung Sinterklas menghiasi atrium Lippo Mall Puri, Jakarta, Kamis (29/11). Menyambut libur sekolah dan Natal, Lippo Malls Indonesia menggelar kegiatan dengan tema Holiday Sensation. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Setiap tahun di sekitar liburan Natal, Santa Claus dapat dilihat di berbagai mal di seluruh dunia. Tradisi menghadirkan Sinterklas di pusat-pusat perbelanjaan telah ada sejak 1890. Kegiatan ini dimulai ketika pengusaha bernama James Edgar, memutuskan untuk berpakaian seperti Santa di mal miliknya yang ada di Massachusetts.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya