Ilmuwan Klaim Tak Ada Alergi Makanan di Dunia, Bagaimana Penjelasannya?

Orang-orang yang mengatakan bahwa diri mereka alergi terhadap makanan tertentu, sebenarnya tidak demikian. Benarkah?

oleh Afra Augesti diperbarui 09 Jan 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2019, 08:00 WIB
Masakan sederhana
Ilustrasi makanan sederhana (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, New York - Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa 1 dari 10 orang di Amerika Serikat menderita alergi makanan tertentu. Sementara hampir dua kali lipat dari jumlah itu, secara keliru, yakin bahwa diri mereka alergi terhadap makanan tertentu.

Para peneliti mensurvei lebih dari 40.000 orang dewasa yang tinggal di seluruh negeri, dan menemukan bahwa sekitar 10 persen alergi terhadap satu atau lebih makanan tertentu.

Namun, periset juga menemukan bahwa 19 persen dari subyek mereka melaporkan bahwa mereka alergi terhadap makanan tertentu, meskipun mereka tidak mengalami reaksi fisik yang biasanya menyertai alergi makanan asli.

Bagi sebagian orang yang mendiagnosis diri sendiri sebagai alergen tanpa berkonsultasi dengan profesional medis, mungkin mereka salah menafsirkan gejala tersebut sebagai reaksi alergi. Demikian kata penulis penelitian yang dikutip dari Live Science, Selasa (8/1/2019).

"Dalam kasus-kasus itu, apa yang dialami oleh individu tersebut dapat menjadi tanda intoleransi makanan 'atau kondisi terkait makanan lainnya', daripada respon alergi yang sebenarnya," ujar Dr. Ruchi Gupta, dokter anak dan profesor pediatri di Northwestern University Feinberg School of Medicine di Illinois, Amerika Serikat.

Reaksi alergi adalah respons sistem kekebalan tubuh terhadap pemicu yang dianggap sebagai ancaman.

Mengenai alergi makanan, ketika beberapa orang makan jenis makanan tertentu --seperti kacang-kacangan, kerang, gandum atau susu sapi-- zat dalam makanan janis ini menyebarkan sebuah 'sinyal' ke sistem imun dan memprovokasi reaksi yang sangat bervariasi di tubuh masing-masing individu, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Gejala alergi makanan dapat berupa gatal-gatal, bengkak di hidung dan tenggorokan, dan sakit perut atau mual. Dalam kasus yang lebih ekstrem, alergi makanan dapat menyebabkan anafilaksis, yakni keadaan syok disertai tekanan darah rendah dan susah nafas --yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati segera, menurut Mayo Clinic.

Kerang adalah alergen makanan paling umum di AS, yang mempengaruhi sekitar 7 juta orang dewasa, menurut penelitian ini. Sedangkan alergi terhadap susu mempengaruhi hampir 5 juta orang, diikuti oleh kacang yang mempengaruhi sekitar 5 juta orang. Alergen lainnya antara lain kacang pohon, ikan, telur, gandum, kedelai dan wijen.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Alergi Pertama Terjadi pada Orang Dewasa

Ilustrasi alergi (iStock)
Ilustrasi alergi (iStock)

Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa 1 dari 10 orang di Amerika Serikat menderita alergi makanan tertentu. Sementara hampir dua kali lipat dari jumlah itu, secara keliru, yakin bahwa diri mereka alergi terhadap makanan tertentu.

Para peneliti mensurvei lebih dari 40.000 orang dewasa yang tinggal di seluruh negeri, dan menemukan bahwa sekitar 10 persen alergi terhadap satu atau lebih makanan tertentu.

Namun, periset juga menemukan bahwa 19 persen dari subyek mereka melaporkan bahwa mereka alergi terhadap makanan tertentu, meskipun mereka tidak mengalami reaksi fisik yang biasanya menyertai alergi makanan asli.

Bagi sebagian orang yang mendiagnosis diri sendiri sebagai alergen tanpa berkonsultasi dengan profesional medis, mungkin mereka salah menafsirkan gejala tersebut sebagai reaksi alergi. Demikian kata penulis penelitian yang dikutip dari Live Science, Selasa (8/1/2019).

"Dalam kasus-kasus itu, apa yang dialami oleh individu tersebut dapat menjadi tanda intoleransi makanan 'atau kondisi terkait makanan lainnya', daripada respon alergi yang sebenarnya," ujar Dr. Ruchi Gupta, dokter anak dan profesor pediatri di Northwestern University Feinberg School of Medicine di Illinois, Amerika Serikat.

Reaksi alergi adalah respons sistem kekebalan tubuh terhadap pemicu yang dianggap sebagai ancaman. Mengenai alergi makanan, ketika beberapa orang makan jenis makanan tertentu --seperti kacang-kacangan, kerang, gandum atau susu sapi-- zat dalam makanan janis ini menyebarkan sebuah 'sinyal' ke sistem imun dan memprovokasi reaksi yang sangat bervariasi di tubuh masing-masing individu, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Gejala alergi makanan dapat berupa gatal-gatal, bengkak di hidung dan tenggorokan, dan sakit perut atau mual. Dalam kasus yang lebih ekstrem, alergi makanan dapat menyebabkan anafilaksis, yakni keadaan syok disertai tekanan darah rendah dan susah nafas --yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati segera, menurut Mayo Clinic.

Kerang adalah alergen makanan paling umum di AS, yang mempengaruhi sekitar 7 juta orang dewasa, menurut penelitian ini. Sedangkan alergi terhadap susu mempengaruhi hampir 5 juta orang, diikuti oleh kacang yang mempengaruhi sekitar 5 juta orang. Alergen lainnya antara lain kacang pohon, ikan, telur, gandum, kedelai dan wijen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya