Liputan6.com, Kuala Lumpur - Para tenaga kerja dan masyarakat sipil di Malaysia melakukan aksi damai dalam peringatan Hari Buruh, 1 Mei 2019. Mereka menyerukan peningkatan gaji dan berakhirnya diskriminasi, mengutip laman Malay Mail pada Rabu (1/5/2019).
Tuntutan pada Hari Buruh 2019 tersebut didasarkan pada laporan Bank Negara Malaysia baru-baru ini yang memperlihatkan ketidakseimbangan, antara tingkat upah dan produktivitas pekerja.
Advertisement
Baca Juga
Laporan itu juga menyarankan gaji minimum sebesar 2.700 ringgit Malaysia (sekira Rp9.307.575) untuk pekerja biasa yang berada di pusat-pusat kota. Untuk diketahui, upah minimum saat ini adalah 1.100 ringgit Malaysia (sekira Rp 3.791.975).
"Setiap tahun kami memiliki tema yang berbeda dan tahun ini sangat penting untuk mengedepankan (hak) pekerja," kata Nik Aziz Afiq Abdul, salah satu peserta demonstrasi Hari Buruh 2019 yang juga merupakan mantan kandidat anggota dewan dari Parti Sosialis Malaysia.
Massa Aksi
Dalam aksi damai kali ini, pihak penyelenggara mempersatukan 99 kelompok. Di antara mereka adalah badan mahasiswa, aosiasi tenaga kerja pembersih (office boy) rumah sakit, perwakilan desa, partai politik sosialis, serta beberapa kelompok lain dari latar belakang yang beragam. Jumlah partisipan sekitar 300 orang.
Mereka berkumpul sekitar pukul 08.30, pagi waktu setempat di Maju Junction Mall, Kuala Lumpur, Malaysia.
Badan mahasiswa yang tergabung dalam massa aksi juga sempat menampilkan pertunjukan teatrikal. Drama itu bercerita tentang seorang bos kaya yang mengenakan topeng Firaun Mesir, menganiaya para pekerjanya.
Pentas berakhir saat para pekerja bersatu untuk menggulingkan bos mereka, dengan teriakan "Hidup, Hidup, Hidup Pekerja."
Mereka kemudian berjalan melalui Jalan Tuanku Abdul Rahman menuju Dataran Merdeka di mana demonstrasi singkat akan dilakukan untuk menutup acara.
Hari Buruh juga diperingati di sejumlah tempat lain di Malaysia. Satu yang paling besar dilaksanakan di Wisma MTUC di Subang Jaya, Selangor, yang dihadiri oleh M. Kulasegaran, Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia.
Advertisement