Kapal Perang Jepang Merapat ke Jakarta, Pererat Kemitraan dengan TNI - AL

JS Samidare baru menyelesaikan perjalanan panjang sejak Desember 2018.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 08 Mei 2019, 14:07 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2019, 14:07 WIB
Kapal Tempur Jepang Samidare (Shigeyuki Inakuma/AP)
Kapal Tempur Jepang, JS Samidare (Shigeyuki Inakuma/AP)

Liputan6.com, Jakarta - Kapal perang Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF) merapat ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Rabu 8 Mei 2019, sebagai upaya untuk semakin mempererat kemitraan dengan Angkatan Laut RI.

JS Samidare baru menyelesaikan perjalanan panjang sejak Desember 2018. Kala itu, ia berangkat dari Jepang untuk berpartisipasi dalam operasi maritim anti-pembajakan di lepas pantai Somalia dan Teluk Aden.

Kapal kelas penghancur (destroyer) itu beroperasi dalam gugus tugas kontra-pembajakan Pasukan Maritim Gabungan 151 (CTF151) yang merupakan mitra utama untuk Operasi Atalanta inisiatif NATO dan Uni Eropa. JMSDF telah langganan berpartisipasi dalam operasi itu sejak 10 tahun lalu.

"Partisipasi JS Samidare dalam operasi itu telah selesai usai berlangsung selama beberapa bulan dan kini dilanjutkan oleh unit JMSDF penerusnya," kata Kapten (Laut) Takahiro Nishiyama, komandan Escort Division 4 --induk gugus tugas JS Samidare-- di Tanjung Priok, Rabu (8/5/2019).

"Sekarang kami melakukan port-call di Jakarta sebelum kembali ke Jepang," tambah Nishiyama yang mengatakan bahwa Samidare akan bersandar selama 2 hari di Tanjung Priok.

Selama port-call di Jakarta, JS Samidare dan awak berniat mengadakan berbagai acara pertukaran pertahanan dengan rekan TNI-AL, berupa open-ship dan courtesy call kepada para perwira dan komandan.

"Kami juga berencana untuk melakukan latihan bersama dengan TNI-AL," kata Nishiyama yang menambahkan bahwa detail latihan masih akan dibicarakan dengan pihak TNI.

"MSDF menganggap TNI-AL sebagai mitra yang penting. Melalui kerja sama, pertukaran dan pelatihan ini, diharapkan kemitraan kita akan semakin erat dan berkontribusi pada peningkatan hubungan bilateral serta bersama-sama mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," tambah sang komandan.

Dalam sebuah pidato sambutan tertulis yang dibacakan seorang perwira TNI-AL, Komandan Lantamal III, Laksamana Pertama Denih Hendrata berharap agar kunjungan JS Samidare dan awak bisa menjadi kesempatan bagi angkatan bersenjata RI - Jepang untuk saling mengenal serta berbagi pengalaman.

Sekilas JS Samidare

JS Samidare merapat di Tanjung Priok, Jakarta pada Rabu 8 Mei 2019 (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)
JS Samidare merapat di Tanjung Priok, Jakarta pada Rabu 8 Mei 2019 (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

JS Samidare adalah kapal ke-enam dalam kelas Murasame (Murasame-class destroyer) --sebuah generasi kedua untuk armada kapal penghancur serbaguna JMSDF.

Kapal itu dirancang untuk operasi maritim reaksi cepat serta memiliki kapabilitas untuk misi kontra-udara, kontra-permukaan, dan kontra-kapal selam.

Konsep sistem tempurnya sebagian besar didasarkan pada Kongo-class destroyer JMSDF, dengan konfigurasi dasar dan peralatan yang sama dengan generasi pertama, tetapi semuanya diperbarui dan ditingkatkan secara keseluruhan.

Dua tampilan layar besar dan konsol OJ-663 diperkenalkan sebagai pengarahan tempur OYQ-9 sebagai Aegis Weapon System (AWS). Dan sistem tempur ASW OYQ-103, berdasarkan pada OYQ-102 dari Kongo-class dan AN / SQQ-89, menyajikan gambaran terpadu dari situasi taktis dengan menerima, menggabungkan dan memproses data sensor aktif dan pasif dari hull-mounted array, towed array dan sonobuoy.

Radar canggih array OPS-24 aktif yang dipindai secara elektronik dan radar pencarian permukaan serta target akuisisi OPS-28 diperkenalkan ke armada. Ditambah beberapa sistem baru seperti NOLQ-3 electronic warfare systems dan sonar busur OQS-5.

Untuk meningkatkan kemampuan pengamatan dan kesiapan tempur, JS Samidare memiliki beragam sistem misil seperti: Mk 41 for VL-ASROC dan Mk 48 for Sea Sparrow menggantikan peluncur octuple putar tradisional. Dan sistem rudal SSM-1B (surface-to-surface missile) buatan Jepang.

Kapal juga memiliki kapasitas peenampungan helikopter yang diperluas untuk mengakomodasi dua helikopter kapal. Satu Mitsubishi Sikorsky Sea Hawk SH-60J / K adalah bawaan dasar, dan satu lainnya dapat ditampung jika kapal melakukan operasi di luar negeri.

Riwayat Operasional JS Samidare

Dua helikopter di kapal JS Samidare yang tengah merapat di Tanjung Priok, Jakarta pada Rabu 8 Mei 2019 (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)
Dua helikopter di kapal JS Samidare yang tengah merapat di Tanjung Priok, Jakarta pada Rabu 8 Mei 2019 (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

JS Samidare merupakan salah satu aset strategis JMSDF untuk operasi luar negeri. Selain partisipan rutin dalam CTF151 yang merupakan mitra utama untuk Operasi Atalanta inisiatif NATO dan Uni Eropa, kapal itu pernah ditugaskan ketika ketegangan di kawasan Asia Timut memanas akibat ancaman rudal Korea Utara.

JS Samidare dan JS Ashigara, pada April 2017, pernah bergabung dengan kapal induk Amerika Serikat USS Carl Vinson sebagai simbolisasi solidaritas Tokyo dan Washington untuk isu program nuklir Korea Utara.

Kedua armada AS dan Jepang itu melakukan simulasi taktik tempur, jelas salah satu atase Japan Maritime Self Defense Force (MSDF) seperti yang diwartakan Asian Correspondent, April 2017.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya