Pesan Damai Pasca-Teror Bom Warnai Peringatan Waisak di Kedubes Sri Lanka

Hari suci Waisak juga diperingati di Kedutaan Besar Sri Lanka, Jakarta. Pesan damai pasca-teror bom 21 April lalu, mewarnai peringatan hari besar itu.

oleh Siti Khotimah diperbarui 19 Mei 2019, 15:27 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2019, 15:27 WIB
Peringatan Hari Raya Waisak di Kedutaan Besar Sri Lanka di Indonesia (Liputan6.com/Siti Khotimah)
Peringatan Hari Raya Waisak di Kedutaan Besar Sri Lanka di Indonesia (Liputan6.com/Siti Khotimah)

Liputan6.com, Jakarta - Hari suci Waisak diperingati di Kedutaan Besar Sri Lanka, Jakarta pada Sabtu (18/5/2019). Acara dimulai sekitar pukul 18.00 WIB dengan dihadiri oleh para warga Sri Lanka yang tengah berada di Indonesia.

Peringatan Waisak dimulai dengan sambutan dari Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia Dharshana M Perera, dilanjutkan dengan menyalakan Lampu Kehidupan dan doa.

Waisak kali ini diperingati pasca-terjadinya serangan teror bom yang menargetkan gereja, hotel, dan rumah warga. Ratusan orang meninggal dalam insiden yang terjadi pada 21 April 2019 lalu.

"Bulan purnama vesak muncul di langit ketika awan gelap teror membayangi bangsa kita. Ada perasaan gelisah dan sedih di seluruh masyarakat. Dalam masa-masa sulit seperti itu, ajaran agung Sang Buddha menunjukkan kepada kita cara untuk bersatu secara spiritual dan menemukan tujuan bersama dalam kemanusiaan kita," kata Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Peringatan Hari Raya Waisak di Kedutaan Besar Sri Lanka di Indonesia (Liputan6.com/Siti Khotimah)

"Mari kita menjauhkan diri dari hawa nafsu, kebencian, kekerasan, dan mempraktekkan Empat Landasan (The Four Foundation of Mindfulness). Hal ini akan membuka jalan bagi rekonsiliasi, kedamaian, dan persatuan," lanjut Wickremesinghe.

Pesan senada juga disampaikan oleh Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena.

"Dalam momentum Hari Waisak ini, kita harus bertekad untuk dibimbing oleh ajarab Buddha, untuk membangun masyarakat yang damai," kata Sirisena.

Ia mengatakan pentingnya membangun masyarakat yang bebas dari ketakutan, takut, dan ketidakpercayaan.

"Penting untuk diingat bahwa hal itu sangat relevan dengan kalimat Sang Buddha: 'Kebencian tidak akan menghentikan kebencian, namun kebaikan akan menyembuhkan kebencian.' Kita warga Sri Lanka harus mengingat kebenaran itu hari ini," lanjut Sirisena.

Kedekatan Sejarah Buddha di Indonesia dan Sri Lanka

Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia menyampaikan sambutan dalam peringatan Hari Raya Waisak (Liputan6.com/Siti Khotimah)
Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia menyampaikan sambutan dalam peringatan Hari Raya Waisak (Liputan6.com/Siti Khotimah)global

Waisak atau Vesak adalah hari besar keagamaan di Sri Lanka, di mana mayoritas penduduk --sekitar 70 persen-- beragama Buddha.

Sri Lanka adalah negara penting dalam penyebaran agama Buddha di dunia. Banyak peninggalan kuno yang merekam napak tilas Sang Buddha dalam menyebarkan ajarannya.

Selain itu, juga terdapat bukti sejarah tentang kedekatan umat Buddha di Indonesia dan di Sri Lanka.

Bhiksu Sri Lanka dan Indonesia pernah menjalin hubungan yang erat yang dibuktikan dalam relief dan stupa di candi Borobudur dan Candi Ratu Boko. Stupa candi itu sangat mirip dengan candi Abhayagiri di Sri Lanka yang dibangun jauh sebelum kedua candi di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya