Eks Wapres AS Mulai Berkampanye untuk Maju dalam Pilpres 2020

Mantan Wakil Presiden Joe Biden telah secara resmi memulai kampanye untuk maju dalam bursa kandidat calon presiden dari Partai Demokrat dalam Pilpres AS 2020.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 19 Mei 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2019, 17:00 WIB
Joe Biden, mantan Wakil Presiden AS ke-47 (AP/Steven Senne)
Joe Biden, mantan Wakil Presiden AS ke-47 (AP/Steven Senne)

Liputan6.com, Pennsylvania - Mantan Wakil Presiden Joe Biden telah secara resmi memulai kampanye untuk maju dalam bursa kandidat calon presiden dari Partai Demokrat (primary) dalam Pilpres Amerika Serikat 2020.

Dalam sebuah agenda kampanye di negara bagian asalnya, Pennsylvania, pada Sabtu 18 Mei 2019 waktu lokal, Biden menyampaikan pesan persatuan yang menurutnya akan membantu mengalahkan petahana, Presiden Donald Trump dari Partai Republik.

Berbicara kepada orang banyak di Philadelphia untuk memulai kampanye 2020, pria berusia 76 tahun itu, yang menjabat sebagai tangan kanan Presiden Barack Obama selama dua periode --menawarkan seruan untuk persatuan dua partai yang tampaknya jauh lebih ditujukan pada audiensi pemilihan umum daripada politisi Demokrat yang aktif dalam proses bursa kandidat calon presiden.

Joe Biden menjadikan Trump sebagai sasaran utama, menyebutnya sebagai "kepala pemecah belah", demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu (19/5/2019).

"Jika rakyat Amerika menginginkan presiden untuk menambah perpecahan kami, untuk memimpin dengan tangan terkepal, tangan tertutup, hati yang keras, untuk menjelek-jelekkan lawan dan memunculkan kebencian - mereka tidak membutuhkan saya, mereka punya Presiden Donald Trump."

Dia juga menyerang kandidat presiden dari Partai Demokrat, menunjukkan bahwa kemarahan terhadap Trump dalam partainya tidak cukup untuk memenangkan pemilihan presiden tahun depan.

Joe Biden pertama kali mengumumkan keputusannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada 25 April 2019 dengan video online dan tampil dalam bursa kandidat Demokrat yang telah ramai.

Sebagian publik optimis terhadap Biden, dengan menyoroti kemampuannya untuk bersaing dengan Trump di negara bagian krusial seperti Pennsylvania, Michigan dan Wisconsin.

Markas kampanye Joe Biden berada di Philadelphia, Pennsylvania.

Bursa kandidat calon presiden dari Partai Demokrat akan dimulai pada Februari mendatang memberi banyak waktu untuk dinamika politik lebih lanjut. Tetapi Biden telah membuka keunggulan lebih dari 20 poin atas saingan terdekatnya, Senator AS Bernie Sanders, dalam beberapa jajak pendapat publik.

Simak video pilihan berikut:

Memperebutkan Pennsylvania

Mantan Wapres AS Joe Biden dan Gubernur Ohio John Kasich
Mantan Wapres AS Joe Biden dan Gubernur Ohio John Kasich (AP Photo/Patrick Semansky)

Keputusan Joe Biden untuk meluncurkan kampanyenya dari Pennsylvania sangat simbolis.

Biden berasal dari Pennsylvania, dia sangat disukai di sana dan jajak pendapat terbaru di sana menunjukkan bahwa dia memimpin Trump di negara bagian Pennsylvania dengan lebih dari 10 poin, Al Jazeera melaporkan.

Pennsylvania dianggap krusial karena para Pennsylvanians (demonim) bisa memutuskan siapa presiden AS berikutnya.

"Pada tahun 2016, Donald Trump hanya mengalahkan Hillary Clinton di negara bagian Pennsylvania dengan kurang dari satu persen dan 20 electoral votes untuk Pennsylvania benar-benar menempatkan Trump di atas."

Biden menekankan pengalamannya selama hampir 40 tahun di bidang politik menjadikannya kandidat terbaik untuk menghadapi Trump dan membawa Washington yang terbagi bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah mulai dari ekonomi hingga perubahan iklim.

Tantangan Joe Biden

Senator Vermont, Bernie Sanders
Senator Bernie Sanders (AP PHOTO)

Sebelum Joe Biden berkampanye, Komite Nasional Partai Republik merilis statistik yang menunjukkan bagaimana ekonomi Pennsylvania telah meningkat selama kepresidenan Trump.

Selain dari Republik, Biden juga menghadapi tantangan dari internal partai-nya sendiri, terutama politisi yang maju dalam bursa kandidat.

Dalam beberapa pekan terakhir, Biden juga telah dikritik oleh Senator Kamala Harris untuk dukungan masa lalu terhadap RUU Kejahatan 1994 yang menurut para kritikus menyebabkan penahanan massal Afrika-Amerika.

Biden juga dikritik oleh Bernie Sanders atas dukungannya terhadap Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), dan oleh Senator Elizabeth Warren untuk hubungan Biden dengan industri kartu kredit.

Dengan Biden yang terdepan berdasarkan jajak pendapat, serangan-serangan itu diperkirakan akan cenderung meningkat. Tapi Biden pada hari Sabtu mengatakan dia akan tetap fokus pada Trump dan bukan saingannya untuk nominasi.

"Kau tidak akan mendengarku berbicara buruk tentang Demokrat lain," kata Biden.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya