Sepucuk Surat 'Indah' Kim Jong-un Lagi untuk Donald Trump, Pertanda Apa?

Sehari pasca-laporan Wall Street Journal menyebut saudara tiri Kim Jong-un merupakan informan CIA, Donald Trump mengaku mendapat surat indah dari pemimpin Korea Utara.

oleh Siti Khotimah diperbarui 12 Jun 2019, 08:44 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2019, 08:44 WIB
Donald Trump dalam safari politiknya di Biloxi, negara bagian Mississippi, pada November 2018 (AFP/Jim Watson)
Donald Trump dalam safari politiknya di Biloxi, negara bagian Mississippi, pada November 2018 (AFP/Jim Watson)

Liputan6.com, Washington DC - Sehari setelah adanya laporan Wall Street Journal bahwa kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-nam merupakan informan CIA, Presiden AS Donald Trump mengaku mendapat surat dari Kim Jong-un. Pada Selasa, 11 Juni 2019, pemimpin  memuji teks itu sebagai "indah".

Mengutip Channel News Asia pada Rabu (12/6/2019), Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih, "Saya pikir sesuatu akan terjadi, yang akan sangat positif," namun tidak memberikan rincian lebih jauh.

 

"Saya memang menerima surat yang indah dari Kim Jong Un ... Saya menghargai surat itu," kata Trump. "Saya melihat informasi tentang CIA sehubungan dengan saudara lelakinya, atau saudara tirinya. Dan saya akan memberitahunya bahwa itu tidak akan terjadi di bawah pengawasan saya."

Trump, yang menggambarkan korespondensi sebelumnya dari Kim sebagai "surat-surat yang indah," menambahkan bahwa tulisan itu "surat yang sangat hangat, sangat bagus." Sang presiden nyentrik mengulang bahwa ia percaya Korea Utara memiliki "potensi luar biasa."

Washington DC saat ini tengah berusaha membangun kembali momentum dalam perundingan macet dengan Pyongyang, yang bertujuan menghentikan program nuklir Korea Utara.

Trump dan Kim terakhir bertemu pada awal tahun ini di Hanoi, tetapi gagal mencapai kesepakatan denuklirisasi. KTT itu adalah kedua kalinya, setelah pertemuan di Singapura pada 2018 lalu.

Tentang Tuduhan Informan CIA

Kematian Kim Jong-nam dan 4 TokohTerkenal yang Tewas Diracun
Kim Jong-nam tertangkap kamera di bandara Jepang pada 2011 (AP)

Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang terbunuh di Malaysia pada 2017, dicurigai sebagai informan bagi Badan Intelijen Amerika Serikat atau CIA, Wall Street Journal melaporkan pada Senin 10 Juni 2019.

Surat kabar itu mengutip "narasumber anonim yang memahami masalah itu" menjelaskan banyak detail hubungan Kim Jong-nam dengan CIA. Namun, banyak di antara informasi itu masih bersifat samar, demikian seperti dikutip dari The Guardian.

Sumber itu mengatakan bahwa Kim Jong-nam kerap berkontak dengan dinas keamanan negara lain, khususnya China.

Wall Street Journal melanjutkan, Kim Jong-nam telah melakukan perjalanan ke Malaysia pada Februari 2017 untuk bertemu dengan kontak CIA-nya, meskipun itu mungkin bukan satu-satunya tujuan dari perjalanan tersebut.

Tidak jelas apakah pertemuan antara Kim Jong-nam dengan kontak CIA-nya berhasil terlaksana. Namun satu hal yang pasti, kakak tiri Kim Jong-un itu tewas setelah dua perempuan meracuninya dengan racun saraf VX di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada Februari 2017.

Kedua wanita itu, yang sempat ditangkap dan disidangkan atas tuduhan pembunuhan, telah dibebaskan oleh peradilan Malaysia pada tahun ini. Keduanya diyakini dijebak oleh dalang sebenarnya untuk melakukan pembunuhan tersebut.

Siti Aisyah asal Indonesia telah menerima putusan discharge not amounting to an acquittal (dibebaskan dari persidangan dan dilepaskan dari penahanan) pada Maret 2019.

Sementara Doan Thi Huong asal Vietnam divonis dengan dakwaan baru yang lebih ringan. Hakim memberikan vonis 3 tahun 4 bulan penjara terhitung tanggal penangkapan Doan Thi Huong, yaitu 15 Februari 2017.

Hukuman penjara Doan Thi Huong habis pada setidaknya tahun 2020. Namun, karena dikurangi hak remisi sepertiga dari total hukuman, ia bebas pada awal Mei 2019 dan kembali ke Vietnam, kata pengacara Doan, Hisyam Teh Poh Teik.

Sering Memuji Kim Jong-un

Jabatan tangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Metropole Hotel, Hanoi, Vietnam (AP)
Jabatan tangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Metropole Hotel, Hanoi, Vietnam (AP)

Setelah bertukar hinaan dan retorika seperti perang dengan Kim di awal masa kepresidenannya, Trump sejak tahun lalu telah berulang kali memujinya. Mereka telah mengadakan dua pertemuan puncak ketika Trump mencoba untuk mengubah apa yang ia rasakan sebagai hubungan pribadi yang hangat menjadi terobosan diplomatik.

Trump tidak mengesampingkan pertemuan lain dengan Kim. Ia akan melakukan perjalanan ke Jepang dan Korea Selatan akhir bulan ini.

Trump mengatakan Kim sejauh ini menepati janjinya untuk tidak menguji rudal balistik jarak jauh atau melakukan uji coba nuklir bawah tanah.

"Ia menepati janjinya pada saya. Itu sangat penting," kata Trump.

Pada bulan Mei, Korea Utara melakukan "latihan pemogokan" untuk beberapa peluncuran, menembakkan senjata berpemandu taktis dalam latihan militer yang diawasi oleh Kim.

Trump mengatakan pada saat itu bahwa peluncuran itu tidak menimbulkan masalah di matanya, meskipun penasihat Trump menyebut hal itu sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya