Mahathir Mohamad Sebut Malaysia Airlines Boleh Dijual, Asal...

Malaysia Airlines turun dua peringkat ke posisi ke-36 dalam survei tahunan 100 Top World Airlines milik Skytrax. Pemerintah Negeri Jiran berencana menjual maskapai penerbangan tersebut dengan syarat.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 26 Jun 2019, 14:11 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2019, 14:11 WIB
Malaysia Airlines MH370
Senin (24/3/2014) pukul 22.00 WIB Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan kabar Malaysia Airlines MH370 berakhir di Samudera Hindia

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia ingin menjual Malaysia Airlines (MAS), tetapi identitasnya sebagai maskapai nasional harus dipertahankan. Demikian pernyataan dari Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang diutarakan pada Selasa, 25 Juni 2019.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Mahathir mengatakan pemerintah telah membuat banyak perubahan pada maskapai tersebut. Tetapi masih terus gagal.

"Jadi, kali ini, kita harus sedikit lebih berhati-hati dalam mengambil langkah untuk kebaikan Malaysia Airlines," ujar Mahathir Mohamad.

"Ini bukan hanya perubahan manajemen, banyak hal lain yang salah dengan maskapai, yang harus diperbaiki," katanya kepada wartawan di sela-sela Pertemuan Meja Bundar Asia Pasifik ke-33.

Mahathir juga melakukan pertemuan dengan dua veteran MAS, termasuk mantan CEO, untuk perombakan manajemen operator setelah kegagalannya selama lima tahun guna mencapai 20 besar dalam survei internasional tentang maskapai penerbangan.

Mereka mengatakan, Malaysia Airlines turun dua peringkat ke posisi ke-36 dalam survei tahunan 100 Top World Airlines milik Skytrax.

Perhimpunan Penerbang Penerbangan Nasional juga meminta manajemen MAS untuk mundur menyusul berita bahwa perusahaan penerbangan nasional itu gagal mencapai 20 besar dalam survei 100 Maskapai Penerbangan Top Dunia.

MAS tidak menempati peringkat 20 besar sejak 2014. Turun ke rangking 24 di 2015 dan menjadi ke-34 di tahun 2016.

Pada bulan Maret, Mahathir mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan apakah akan menutup, menjual atau membiayai kembali maskapai tersebut

Awal bulan ini, Chief Executive Officer Malaysia Airlines Izham Ismail mengatakan itu akan menjadi "langkah yang salah" apabila maskapai perebangan ini ditutup.

Dia mencatat bahwa langkah itu akan mempengaruhi banyak perusahaan dan pemangku kepentingan yang menyediakan layanan kepada maskapai.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Prediksi Jatuhnya MH370

Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines (AFP Photo)

Turunnya performa dari Malaysia Airlines tak lepas dari pandangan masyarakat soal maskapai itu. Terutama insiden kecelakaan dua pesawatnya. Yang paling jadi misteri adalah hilangnya MH370. 

Pesawat komersil Malaysia Airlines MH370 yang hilang secara misterius sejak Maret 2014 lalu, diprediksikan jatuh di dekat Madagaskar. Hal itu disampaikan oleh Dr. Usama Kadri, seorang ilmuwan dari Cardiff University, Australia.

"Kami sekarang dapat mengidentifikasi dua lokasi di mana pesawat itu diperkirakan jatuh di lautan, serta rute alternatif yang mungkin diambil oleh pesawat itu," kata Kadri.

Kadri menyampaikan temuan terbaru ini didasarkan pada pemahaman yang lebih baik terkait elastisitas dasar laut atau fleksibilitas, yang memengaruhi bagaimana gelombang suara mengalir di bawah laut. Demikian sebagaimana dikutip dari ABC News.

Ia juga menjelaskan bahwa analisis yang dilakukan telah berubah dari yang dilakukan pada projek sebelumnya. Ia dulu menganggap bahwa dasar laut bersifat rigid, sehingga tidak memungkinkan gelombang yang memancar dapat bergerak melewatinya.

 


Prediksi Lain

Pesawat Malaysia Airlines
Pesawat yang diyakini sebagai Malaysia Airlines MH128 di Bandara Malbourne, Australia (1/6). Polisi berhasil mengamankan MH128 yang kembali setelah seorang penumpang asal Sri Lanka mengklaim memiliki bom dan memaksa masuk kokpit. (Andrew Leconcelli/AFP)

Sebelumnya, Cardiff University dan Curtin University di Australia Barat telah mempelajari sinyal dari Stasiun Cape Leeuwin pada waktu kejadian. Waktu yang dimaksud merujuk pada informasi yang diberikan pihak berwenang, yakni tanggal 8 Maret 2014, pukul 12.00 am hingga 02.00 am GMT.

"Namun jika elastisitas dasar laut diperhitungkan, maka ombak akan bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi," katanya meyakinkan.

"Ketika gelombang gravitasi-akustik mulai bergerak melalui dasar laut, maka cepat rambat gelombangnya meningkat menjadi lebih dari 3.500 meter setiap detiknya," ia melanjutkan.

Oleh sebab itu, menurut Kadri, posisi jatuhnya pesawat menjadi semakin jauh dari stasiun mikrofon. Dengan demikian, menurutnya, lokasi kecelakaan berada di timur laut Madagaskar, jika sinyal itu berasal dari pesawat yang hilang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya