Indonesia Imbau Malaysia Siaga, Abu Sayyaf Akan Cari Sandera Lagi

Abu Sayyaf diperkirakan akan kembali mlakukan penyanderaan untuk tebusan selama akhir Pekan Merdeka Malaysia.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Sep 2019, 07:01 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2019, 07:01 WIB
Abu Sayyaf
Abu Sayyaf adalah kelompok separatis yang berbasis di Filipina.

Liputan6.com, Sabah - Komando Keamanan Sabah Timur (ESSCom) Malaysia waspada setelah ada peringatan dari Indonesia yang mengimbau bahwa kelompok teror, perompak, dan penyandera dari Filipina, Abu Sayyaf akan kembali beraksi.

Seperti dilansir Malaymail, Selasa (3/9/2019), Abu Sayyaf diperkirakan akan kembali mlakukan penyanderaan untuk tebusan selama akhir Pekan Merdeka Malaysia.

Komandan ESSCom Datuk Hazani Ghazali mengatakan, ada surat edaran dari Konsulat Indonesia di Sabah yang menyatakan potensi aktivitas dan ancaman Abu Sayyaf di pantai timur wilayah itu.

Kendati demikian, Ghazali menambahkan bahwa intelijen dari Filipina tidak menunjukkan adanya ancaman langsung.

"Kami selalu siap menghadapi ancaman apa pun dari Abu Sayyaf di perairan kami," katanya, seraya menambahkan bahwa mereka telah menerima surat edaran dari konsulat Indonesia dan telah memeriksa dengan pasukan keamanan Filipina.

"Kami melakukan kontak dan memeriksa dengan rekan-rekan Filipina kami dan mereka tidak memiliki laporan penculikan untuk kegiatan tebusan," kata aparat keamanan Malaysia timur itu dalam sebuah pernyataan hari ini.

Tahun lalu, pada September 2018, dua nelayan Indonesia diculik di perairan pulau Semporna, Sabah, oleh kelompok sempalan Abu Sayyaf.

Simak video pilihan berikut:

Surat Edaran dari Indonesia

Gedung Pancasila
Gedung Pancasila. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Pernyataan itu datang usai ESSCom diminta untuk mengomentari surat edaran dari konsulat republik Indonesia yang telah menyebar di grup pesan singkat di Sabah, Malaysia.

Konsulat memperkirakan bahwa tiga kelompok Abu Sayyaf meninggalkan Jolo, Filipina Selatan sejak 30 Agustus lalu, untuk menuju Sabah.

Kelompok-kelompok itu diduga mencari peluang penculikan demi tebusan untuk mendanai kegiatan militannya.

Surat edaran tersebut memperkirakan bahwa kelompok itu menargetkan daerah-daerah Bakongan, Berhala, Sandakan, Mamiang, Tembiasan dan Taganak dan secara khusus mencari kapal penangkap ikan, kapal tunda dan kapal pukat di daerah tersebut.

Surat edaran itu diyakini ditargetkan pada warga negara Indonesia yang berada di industri perikanan dan bekerja sebagai awak kapal agar lebih berhati-hati saat menuju ke laut.

Saat dikonfirmasi, Konsul Jenderal RI di Kota Kinabalu, Krishna Djelani mengatakan, bahwa "Potensi ancaman (Abu Sayyaf) masih ada dan KJRI Kota Kinabalu senantiasa mengingatkan WNI di Sabah khususnya nelayan untuk tetap waspada," ujarnya melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Selasa (3/9/2019).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya