Ledakan Bom di Jalanan Turki, 7 Orang Tewas

Tujuh orang meninggal, belasan lainnya terluka akibat ledakan bom yang terjadi di Turki tenggara pada Kamis malam waktu setempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Sep 2019, 16:14 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2019, 16:14 WIB
Ilustrasi ledakan bom
Ilustrasi ledakan bom (iStockPhoto)

Liputan6.com, Turki - Beberapa orang meninggal akibat ledakan bom rakitan di jalanan Turki tenggara. Sementara belasan orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.

"Ledakan tersebut terjadi di Distrik Kulp, Provinsi Diyarbakir," kata kantor gubernur dalam pernyataannya seperti dilansir Aljazeera, Jumat (13/9/2019).

Peledak improvisasi (IED) yang diletakkan di jalan itu meledak saat sebuah kendaraan sarat penumpang melintas pada Kamis malam 12 September waktu Turki.

"Peledak itu diduga ditempatkan oleh anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) atau tentara Kurdi," kata kantor gubernur di wilayah Diyarbakir dalam sebuah pernyataan.

Konflik Partai Pekerja Kurdistan-Turki

AS dan Turki Gelar Patroli Gabungan di Suriah
Pasukan AS berjalan melewati kendaraan militer Turki saat patroli gabungan di Desa al-Hashisha, Tal Abyad, Suriah, Minggu (8/9/2019). AS dan Turki patroli gabungan di Suriah timur laut untuk meredakan ketegangan Ankara dengan pasukan Kurdi yang didukung AS dalam memerangi ISIS. (DELIL SOULEIMAN/AFP)

Partai Pekerja Kurdistan (PKK) telah ditetapkan sebagai organisasi “teroris” oleh negara Turki, Amerika Serikat, serta negara-negara di Uni Eropa.

Konflik yang terjadi antara PKK dengan negara Turki di bagian tenggara Kurdi sudah dimulai sejak lama. Konflik antara kedua pihak sudah dimulai sejak tahun 1984.

Diketahui akibat dari konflik yang terjadi tersebut, diperkirakan lebih dari 40.000 orang telah terbunuh.

Tindakan Preventif Pemerintah Turki

Dukungan Warga Turki untuk Tentaranya yang Perangi Kurdi di Suriah
Dua pemuda membentangkan bendera sebagai dukungannya terhadap tentara Turki yang sedang memerangi milisi Kurdi di Suriah, Kilis, Turki, Jumat (26/1). (AP Photo/Lefteris Pitarakis)

Pemerintah Turki telah meningkatkan tekanan pada kelompok serta politisi Kurdi dalam beberapa bulan terakhir.

Pemerintah mencopot tiga walikota dari jabatannya. Hal itu dilakukan atas adanya dugaan hubungan pejabat tersebut dengan PKK. 400 orang juga telah ditangkap oleh pemerintah, di tengah penindasan yang mendalam terhadap partai pro-Kurdi.

Wali Kota Provinsi Diyarbakir, Mardin, dan Van di bagian timur Turki, serta seluruh anggota Partai Demokat Rakyat (HDP) yang dipilih bulan Maret 2019 sudah ditangguhkan.

Kementrian Dalam Negeri Turki menyebut para politikus tersebut memiliki kasus aktif terhadap PKK karena dianggap “menyebarkan propaganda” atau menjadi anggota “teroris.”

Upaya Presiden Turki

Angkat Bicara, Pejabat Dunia Kecam Kebijakan Trump Soal Yerusalem
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberi keterangan saat menggelar pertemuan di Ankara, Turki (5/12). Karena kebijakan Trump soal Yerusalem, Erdogan akan memutus semua hubungan diplomatik dengan Israel. (Yasin Bulbul / Pool via AP)

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menguatkan retorikanya pada pemberontak Kurdi sejak gencatan senjata terakhir pecah pada tahun 2015. 

Hal itu adalah mengurangi kemungkinan solusi politik untuk konflik yang telah berlangsung lama.

Meski demikian, pada bulan Agustus ini, pemimpin PKK yang ditahan, Abdullah Ocalan memberi isyarat bahwa ia siap menemukan solusi untuk masalah Kurdi.

Reporter: Hugo Dimas

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya