Liputan6.com, Turki - Beberapa orang meninggal akibat ledakan bom rakitan di jalanan Turki tenggara. Sementara belasan orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
"Ledakan tersebut terjadi di Distrik Kulp, Provinsi Diyarbakir," kata kantor gubernur dalam pernyataannya seperti dilansir Aljazeera, Jumat (13/9/2019).
Baca Juga
Peledak improvisasi (IED) yang diletakkan di jalan itu meledak saat sebuah kendaraan sarat penumpang melintas pada Kamis malam 12 September waktu Turki.
Advertisement
"Peledak itu diduga ditempatkan oleh anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) atau tentara Kurdi," kata kantor gubernur di wilayah Diyarbakir dalam sebuah pernyataan.
Konflik Partai Pekerja Kurdistan-Turki
Partai Pekerja Kurdistan (PKK) telah ditetapkan sebagai organisasi “teroris” oleh negara Turki, Amerika Serikat, serta negara-negara di Uni Eropa.
Konflik yang terjadi antara PKK dengan negara Turki di bagian tenggara Kurdi sudah dimulai sejak lama. Konflik antara kedua pihak sudah dimulai sejak tahun 1984.
Diketahui akibat dari konflik yang terjadi tersebut, diperkirakan lebih dari 40.000 orang telah terbunuh.
Advertisement
Tindakan Preventif Pemerintah Turki
Pemerintah Turki telah meningkatkan tekanan pada kelompok serta politisi Kurdi dalam beberapa bulan terakhir.
Pemerintah mencopot tiga walikota dari jabatannya. Hal itu dilakukan atas adanya dugaan hubungan pejabat tersebut dengan PKK. 400 orang juga telah ditangkap oleh pemerintah, di tengah penindasan yang mendalam terhadap partai pro-Kurdi.
Wali Kota Provinsi Diyarbakir, Mardin, dan Van di bagian timur Turki, serta seluruh anggota Partai Demokat Rakyat (HDP) yang dipilih bulan Maret 2019 sudah ditangguhkan.
Kementrian Dalam Negeri Turki menyebut para politikus tersebut memiliki kasus aktif terhadap PKK karena dianggap “menyebarkan propaganda” atau menjadi anggota “teroris.”
Upaya Presiden Turki
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menguatkan retorikanya pada pemberontak Kurdi sejak gencatan senjata terakhir pecah pada tahun 2015.
Hal itu adalah mengurangi kemungkinan solusi politik untuk konflik yang telah berlangsung lama.
Meski demikian, pada bulan Agustus ini, pemimpin PKK yang ditahan, Abdullah Ocalan memberi isyarat bahwa ia siap menemukan solusi untuk masalah Kurdi.
Reporter: Hugo Dimas
Advertisement