Mengenal Huruf Hangeul, Alfabet Asli Korea dari Dinasti Joseon

Hangeul atau huruf asli Korea diciptakan pada masa Dinasti Joseon oleh Raja Sejong.

oleh Afra Augesti diperbarui 28 Sep 2019, 17:55 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2019, 17:55 WIB
Membersihkan Patung Raja Sejong dan Laksaman Yi di Seoul
Pekerja membersihkan patung perunggu Raja Sejong, raja Korea abad ke-15, selama acara pembersihan jalan dan taman untuk musim semi di Seoul (9/4). Raja Sejong terkenal karena jasanya di dalam menciptakan abjad Korea, Hangeul yang menggantikan penggunaan penulisan Hanja. (AFP Photo/Jung Yeon-Je)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka merayakan Hari Hangeul (huruf Korea) ke-573, Korean Culture Center (KCC) Indonesia akan menyelenggarakan acara bertajuk "Play with Hangeul" pada 9 Oktober 2019 di kantor KCC.

Kegiatan tersebut terdiri dari beberapa kompetisi dan kegiatan yang berkaitan dengan huruf dan bahasa asli Korea. Peserta dapat mengikuti beragam kegiatan untuk mengenal bahasa dan budaya Korea.

Beberapa di antaranya adalah belajar Hangeul dengan menggunakan stempel berbentuk Hangeul, menghias kipas atau pin, dan mencoba pakaian tradisional hanbok.

Sedangkan bagi pengunjung yang sudah memiliki kemampuan bahasa Korea, staf KCC Debora menjelaskan, mereka dapat mengikuti kompetisi kosa kata bahasa Korea.

Orang yang mengikuti lomba ini diminta menebak kosa kata dalam bahasa Korea melalui pertanyaan atau deskripsi yang diberikan panitia.

"Namun, kompetisi ini hanya ditujukan untuk mereka yang mengikuti pejalaran bahasa Korea di King Sejong Institute KCC Indonesia," ujar Debora ketika memberikan pernyataan pers di kantor KCC kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Jumat, 27 Desember 2019. 

Saat mengikuti lomba, peserta diminta untuk membuat esai pendek dengan tema yang akan diumumkan sebelum kompetisi dimulai. 

Pemenang utama dari kompetisi tersebut berkesempatan mengikuti program kursus bahasa Korea di Korea Selatan yang digelar pada tahun depan.

Sejarah Singkat Hangeul

Membersihkan Patung Raja Sejong dan Laksaman Yi di Seoul
Pekerja membersihkan patung perunggu Raja Sejong, raja Korea abad ke-15, selama acara pembersihan jalan dan taman untuk musim semi di Seoul (9/4). Raja Sejong terkenal karena jasanya di dalam menciptakan abjad Korea, Hangeul yang menggantikan penggunaan penulisan Hanja. (AFP Photo/Jung Yeon-Je)

Hangeul atau huruf asli Korea diciptakan pada masa Dinasti Joseon pada tahun 1443 oleh Raja Sejong. Dalam sebagian besar sejarahnya, rakyat Korea sebelumnya menulis dengan aksara Tionghoa (Hanja).

Namun, karena bahasa tutur kedua bangsa ini berasal dari keluarga yang berbeda, maka bahasa Korea tidak bisa secara tepat diungkapkan dalam aksara Tionghoa.

Dalam bahasa Tionghoa, kalimat ditandai dengan partikel. Sementara dalam bahasa Korea, akhiran digunakan untuk menambah atau memodifikasi makna. Walau tidak nyaman, kaum bangsawan Korea (Yangban) tetap mendukung penggunaan Hanja secara teguh.

Huruf Hangeul sendiri memiliki sistem penulisan yang ilmiah, menurut keterangan tertulis KCC. Meskipun tulisan Hangeul terlihat seperti tulisan ideografik (tulisan dalam bentuk 'simbol' seperti aksara Tionghoa), Hangeul sebenarnya merupakan abjad fonetik atau alfabet, karena setiap hurufnya merupakan lambang vokal dan konsonan yang berbeda.

Alfabet Hangeul terdiri dari 24 huruf (jamo): 14 huruf mati (konsonan) dan 10 huruf hidup (vokal). Sebenarnya, Hangeul masih mempunyai 3 konsonan dan 1 huruf vokal, tetapi dihilangkan. 

Selain untuk menuliskan bahasa Korea, Hangeul juga dipakai untuk bahasa Suku Cia-Cia di Sulawesi Tenggara, Indonesia, dan setiap 9 Oktober di Korea Selatan diperingati sebagai Hari Hangeul.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya