Liputan6.com, Christchurch - Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern memberikan sebuah penghargaan kepada dua petugas kepolisian yang telah berani mengambil foto dan menangkap pelaku penembakan masjid di Christchurch pada Maret lalu.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (16/10/2019), setelah kejadian penembakan massal di dua masjid, pelaku berhasil ditangkap petugas ketika hendak menuju masjid yang ketiga.
Advertisement
Baca Juga
"Semua petugas pasti akan bimbang ketika berhadapan dengan situasi yang dapat mengancam nyawa mereka," ujar Chris Cahill, Ketua Asosiasi Polisi di Selandia Baru.
"Kedua polisi tersebut telah menjawab kebimbangan itu dengan cara yang sangat berani, sekaligus melindungi banyak orang dari bahaya," tambahnya.
Kedua polisi yang diberikan penghargaan masih belum dipublikasikan identitasnya sampai menunggu persidangan, karena pelaku masih berencana melakukan penembakan di Christchurch.
Penerima penghargaan tersebut disebut juga sebagai bagian penting karena akhirnya berhasil menangkap pelaku.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tragedi Penembakan Bakal Diangkat Jadi Film
Sebuah film tentang penembakan di masjid Christchurch, Selandia Baru --yang menewaskan 51 orang-- bakal diangkat ke layar lebar. Disutradarai oleh pembuat film dan akademisi Mesir Moez Masoud.
Menurut Variety seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (16/5/2019), judul film itu adalah Hello, Brother. Diambil dari kata-kata yang diucapkan oleh Hati Mohammed Daoud Nabi, orang pertama yang ditemui penembak masjid Al Noor di Christchurch -- tempat 42 orang tewas.
Tokoh sentralnya adalah "sebuah keluarga yang menghadapi kematian dan kehancuran di Afghanistan yang melarikan diri dengan nyawa mereka".
Masoud mengumumkan akan membuat film terkait tragedi penembakan di Christchurch itu di Cannes, tempat perusahaan penghasil Acamedia mencari para pemain.
"Di Christchurch, pada 15 Maret, dunia menyaksikan kejahatan yang tak terkatakan terhadap kemanusiaan. Kisah yang akan disampaikan Hello, Brother kepada hadirin hanyalah satu langkah dalam proses penyembuhan, sehingga kita semua dapat lebih memahami satu sama lain, dan akar penyebab kebencian, rasisme, supremasi, dan terorisme," papar Masoud.
Advertisement