Dituding Terjerat Skandal Hadiah Melon, Menteri Jepang Mundur dari Jabatan

Menteri Perdagangan Jepang Isshu Sugawara memutuskan mundur dari jabatannya karena dituding terlibat skandal hadiah melon.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 25 Okt 2019, 15:29 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2019, 15:29 WIB
Menteri Jepang Isshu Sugawara yang terjerat skandal donasi melon. (AFP)
Menteri Jepang Isshu Sugawara yang terjerat skandal donasi melon. (AFP)

Liputan6.com, Tokyo - Menteri Perdagangan Jepang Isshu Sugawara mengundurkan diri. Ia dituduh melanggar hukum pemilu.

Laporan sejumlah media menyebut bahwa Isshu Sugawara memberi konstituen Tokyo sejumlah makanan. Di antaranya melon, jeruk, cod roe dan royal jelly yang mahal.

Dia juga dikatakan telah menawarkan uang belasungkawa sebesar 20.000 yen Jepang ($ 185; £ 145) kepada keluarga seorang pendukungnya.

Menurut undang-undang pemilihan Jepang, politikus dilarang mengirim sumbangan kepada pemilih di daerah pemilihan mereka.

Sugawara mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa ia masih mengkonfirmasikan apakah ia melanggar undang-undang pemilu. Kendati demikian ia memutuskan untuk mundur, menurut Nikkei Asian Review seperti dikutip dari BBC, Jumat (25/10/2019).

"Saya tidak ingin masalah saya memperlambat pertimbangan parlemen," kata Sugawara.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

PM Abe Minta Maaf

Bom Atom Hiroshima
PM Jepang Shinzo Abe usai memimpin peringatan serangan bom atom di Hiroshima Peace Memorial Park, pusat kota Hiroshima, Selasa (5/8/2019). Pemerintah Jepang menggelar peringatan jatuhnya bom atom di Kota Hiroshoma 74 tahun lalu yang menandai berakhirnya Perang Dunia (PD) II. (Kyodo News via AP)

Sementara itu, Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan: "Saya memikul tanggung jawab karena telah menunjuknya. Saya sangat meminta maaf kepada orang-orang Jepang."

Tuduhan tersebut pertama kali muncul di majalah mingguan Shukan Bunshun, yang mengatakan bahwa sekretaris Sugawara menawarkan sekitar 20.000 yen kepada keluarga konstituen yang telah meninggal dunia.

Merupakan kebiasaan di Jepang untuk memberikan uang sebagai belasungkawa kepada keluarga yang berduka - dikenal sebagai "uang dupa".

Majalah itu juga mencetak daftar hadiah yang telah dikirim oleh kantornya, termasuk ikan cod, roe dan jeruk, serta surat ucapan terima kasih yang diduga ia terima dari si penerima. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya