Liputan6.com, Damaskus - Meski pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi telah tewas, kelompok teroris tersebut mendeklarasikan diri masih aktif. Hal itu ditunjukkan dengan mengumumkan bos baru mereka, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi pada Kamis 31 Oktober 2019.
Pesan itu diumumkan oleh juru bicara baru ISIS, Abu Hamza al-Qarshi, sebagaimana disiarkan oleh corong media al-Furqan.
Advertisement
"Amerika, jangan senang dengan pembunuhan Sheikh al-Baghdadi," lanjut juru bicara baru itu dalam rekaman usai mengumumkan nama pemimpin barunya.
"Apakah kamu tidak menyadari bahwa Negara (ISIS) saat ini tidak hanya di ambang pintu Eropa dan di pusat Afrika, itu tetap dan berkembang dari timur ke barat," lanjut juru bicara ISIS itu.
Berikut 5 fakta seputar bos ISIS baru yang misterius, seperti dikutip dari berbagai sumber, Jumat (1/11/2019):
Â
Simak video pilihan berikut:
1. BBC melaporkan, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi tidak dikenal di kalangan komunitas lembaga anti-terorisme dunia. Kemungkinan pula, al-Qurayshi bukan nama asli, melainkan sebuah nom de guerre atau nama perang. Belum diketahui nama asli pria tersebut, juga usianya.
Advertisement
2. BBC menambahkan, pemilihan nama belakang al-Qurayshi, yang memiliki rekam silsilah sebagai salah satu suku yang dekat dengan Nabi Muhammad, membantunya dalam mengklaim legitimasi atas kekhalifahan, dan dalam melanjutkan misi besar ISIS membentuk khilafah.
3. The Guardian melaporkan, al-Qurayshi adalah veteran perang dari kelompok-kelompok militan Timur Tengah yang melawan negara Barat. Namun belum jelas, perang mana yang diikuti oleh al-Qurayshi.
Advertisement
4. Situs media Belanda Trouw menulis, al-Qurayshi berpendidikan agama dan memiliki pengalaman sebagai komandan pertempuran.
5. Al Jazeera melaporkan, metode kepemimpinan al-Qurayshi diperkirakan akan berbeda dari apa yang dilakukan oleh al-Baghdadi, karena pria itu mewarisi ISIS yang terpecah-belah dan kini berubah menjadi (organisasi) sel-sel tidur yang tersebar dengan personel sekitar 14.000 - 18.000 orang, termasuk sekitar 3.000 militan asing.
Advertisement