Liputan6.com, Jakarta - Nenek paus pembunuh totol-totol diketahui bisa membantu bayi dari spesiesnya alias cucu mereka bertahan hidup, terutama di saat terjadi kelangkaan makanan. Demikian laporan terkini para ilmuwan pada Senin 9 Desember 2019, dalam sebuah makalah yang memberi pencerahan atas peran evolusi menopause.
Orca betina berhenti bereproduksi di usia tigapuluhan atau empat puluhan tetapi mereka adapat terus hidup selama beberapa dekade, sebuah fenomena yang hanya diketahui ada pada manusia dan empat spesies mamalia lainnya, yang semuanya adalah paus.
Telah dikemukakan bahwa sifat tersebut berevolusi karena memungkinkan betina yang sudah lewat masa reproduksi membantu kerabat mereka yang lebih luas. Hal ini disebut sebagai "efek nenek" pada manusia, tetapi teori itu belum diuji pada paus sampai sekarang.
Advertisement
"Paus ini adalah contoh non-manusia pertama dari efek nenek pada spesies mati haid," kata penulis senior Daniel Franks dari University of York kepada AFP yang dikutip Selasa (10/12/2019).
"Efek itu juga telah ditunjukkan pada gajah, tetapi mereka dapat bereproduksi hingga akhir hidup mereka. Saat ini kami tahu hanya lima spesies yang mengalami menopause: yang lain adalah paus pilot bersirip pendek, narwhals dan beluga."
Menulis dalam Prosiding National Academy of Sciences, Frank dan rekannya meneliti lebih dari 40 tahun data sensus pada dua kelompok paus pembunuh di lepas pantai negara bagian Washington, AS, serta British Columbia di Kanada.
Individu itu diidentifikasi oleh bentuk sirip unik mereka, tambalan pelana dan adanya torehan dan goresan, dan jenis kelamin dengan pigmentasi yang berbeda di sekitar alat kelamin serta ukuran sirip dewasa.
Sementara itu, hubungan mereka satu sama lain disimpulkan melalui pengamatan organisasi sosial, dan para ibu diidentifikasi oleh asosiasi berulang dengan anak-anak mereka.
Mengasuh Bayi
Tim, yang juga termasuk ilmuwan dari University of Exeter, Pusat Penelitian Paus AS dan Stasiun Biologi Pasifik Kanada, fokus pada 378 individu yang diketahui memiliki nenek dari pihak ibu.
Mereka menemukan bahwa mereka yang neneknya meninggal dalam dua tahun terakhir memiliki tingkat kematian 4,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan nenek yang masih hidup.
Efeknya secara signifikan diperkuat dalam kelangkaan ikan selama bertahun-tahun. Peneliti menil melalui data tangkapan tahunan salmon Chinook yang berkurang selama bertahun-tahun.
"Kami sebelumnya telah menunjukkan bahwa nenek-nenek paus pembunuh pasca-reproduksi memimpin kelompok sekitar mencari makan, dan mereka penting melakukan itu pada saat dibutuhkan ketika salmon langka," Frank menjelaskan.
"Mereka juga diketahui berbagi makanan secara langsung dengan kerabat yang lebih muda. Kami juga mencurigai mereka mengasuh anak," tambahnya.
Advertisement
Penelitian di Masa Depan
Sementara para peneliti mengidentifikasi efek nenek, manfaatnya tidak menjelaskan mengapa betina orca kehilangan kapasitas reproduksi di usia paruh baya. Sementara nenek gajah membantu cucu mereka juga sambil terus berkembang biak sampai mereka mati.
Tim peneliti menulis bahwa kapasitas reproduksi yang terus-menerus mungkin memiliki dampak untuk ikan paus dan manusia, seperti konflik antargenerasi antara ibu dan anak perempuan mereka dalam persaingan mencari laki-laki.
"Pada paus pembunuh, ketika para ibu dan anak perempuan bersatu, anak-anak dari generasi yang lebih tua memiliki angka kematian secara signifikan lebih tinggi," jelas jurnal tersebut..
Di masa depan, para peneliti ingin mengasah lebih tepatnya tentang bagaimana anggota spesies berbasis keluarga yang dekat saling membantu dan melukai satu sama lain. Menggunakan pesawat tak berawak untuk memeriksa perilaku ini.