Pasien Virus Corona COVID-19 dari Italia dan Prancis Diterbangkan ke Jerman untuk Perawatan

Sejumlah pasien positif Virus Corona COVID-19 dari Italia dan Prancis diterbangkan ke Jerman untuk menjalani perawatan di sana.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Mar 2020, 14:22 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2020, 14:22 WIB
[Bintang] Pesawat Terbang
Ilustrasi pesawat terbang. (travelandleisure.com)

Liputan6.com, Berlin - Militer Jerman telah menerbangkan beberapa pasien yang dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona COVID-19 dari negara-negara Eropa terdekat yang terdampak secara lebih parah oleh pandemi tersebut. Beberapa pasien termasuk yang berasal dari Italia dan Prancis.

Hal ini dilakukan Jerman dalam upaya membantu negara-negara yang sedang berjuang mati-matian dalam bidang layanan kesehatannya. 

Melansir Metro, Minggu (29/3/2020), sebuah pesawat angkatan udara telah mendarat di Bergamo, Italia Utara pada Sabtu pagi dan dijadwalkan akan kembali ke Cologne, Jerman Barat dengan membawa enam pasien dari Italia yang nantinya akan dirawat di berbagai rumah sakit di wilayah tersebut. 

Ada pun pesawat yang digunakan merupakan 'Medivac' Airbus A-310.

Belum ada informasi pasti mengenai alasan dipilihnya enam pasien yang diterbangkan tersebut. 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Alasan Bantuan dari Jerman

Berbagai Cara Warga Dunia Terapkan Social Distancing
Wartawan melakukan social distancing atau menjaga jarak saat Kanselir Jerman Angela Merkel berbicara dalam konferensi pers di Berlin, Jerman, Senin (16/3/2020). Social distancing adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19. (AP Photo/Markus Schreiber, Pool)

Jerman memiliki sejumlah besar kasus virus corona tetapi tingkat kematian yang relatif rendah dibandingkan dengan Italia dan sistem kesehatannya sejauh ini berhasil dengan relatif baik selama krisis.

Sedangkan sebaliknya, Italia yang lokasinya berdekatan, telah mencatat kematian terbanyak di seluruh dunia. Lebih dari 10.000 kematian telah terjadi hingga Minggu 29 Maret 2020.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya