Darurat Corona COVID-19, Masker Pesanan Jerman Hilang Misterius di Bandara Kenya

Pesanan masker saat darurat Corona COVID-19 milik Jerman sebanyak 6 juta pcs hilang secara misterius di bandara Kenya.

diperbarui 25 Mar 2020, 17:21 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2020, 17:21 WIB
Masker N95
Masker N95 yang efektif menghalangi 95 persen partikel yang masuk (terutama PM10).

Nairobi - Sekitar 6 juta masker kategori FFP2 pesanan Jerman hilang secara misterius di sebuah bandara di Kenya. Juru bicara kementerian pertahanan mengatakan pada hari Selasa 24 Maret 2020, barang-barang pesanan itu "hilang tanpa jejak".

Kementerian pertahanan menyatakan, tidak ada kerugian finansial karena kehilangan itu, karena pesanannya "bisa dibatalkan". Menurut perjanjian, barang-barang pesanan itu baru akan dibayar ketika tiba di Jerman. Demikian seperti dikutip dari laman DW Indonesia, Rabu (25/3/2020). 

Masih belum jelas, apakah hilangnya masker pesanan itu akan menghambat penanganan COVID-19 di Jerman. Jurubicara kementerian pertahanan hanya mengatakan, barang-barang yang hilang itu "hanya secuil kecil " dari seluruh pemesanan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Sudah Pesan Puluhan Juta Masker

Penampakan Kota Berlin Saat Pandemi COVID-19
Jalanan yang kosong di Berlin, ibu kota Jerman (22/3/2020). Demi menahan laju penyebaran coronavirus baru (COVID-19), Jerman melarang pertemuan publik lebih dari dua orang, menurut langkah terbaru negara tersebut yang diumumkan pada Minggu (22/3). (Xinhua/Binh Truong)

Pengamat kesehatan mengungkapkan, Jerman memang memesan puluhan juta masker pelindung, sehingga kehilangan itu tidak terlalu menghambat. Namun hilangnya jutaan masker secara misterius tentu saja merupakan "hal yang mengganggu".

Masih belum jelas, bagaimana pesanan itu bisa hilang dari bandara di Kenya. Jurubicara kementerian pertahanan juga menolak menyebutkan berapa harga pesanan yang hilang itu.

Pemesanan peralatan kesehatan yang mendesak untuk penanganan pandemi corona di Jerman memang diserahkan kepada badan pengadaan material di kementerian pertahanan, yang biasanya melakukan pemesanan peralatan militer. Sejak keputusan itu dibuat, sudah ditandatangani pemesanan peralatan kesehatan senilai 241 juta Euro dengan beberapa pembuat dan penyalur peralatan medis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya