Liputan6.com, Wuhan - Provinsi Hubei di China yang menjadi asal Virus Corona (COVID-19) kembali melaporkan tak ada penambahan kasus baru. Dalam seminggu, tidak ada kasus baru di provinsi itu.
Berdasarkan laporan media China People's Daily, Minggu (12/4/2020), tidak ada kasus baru di Hubei pada Sabtu kemarin. Meski demikian, ada pasien asympomatic (tanpa gejala) yang terus dipantau.
Advertisement
Baca Juga
"Provinsi Hubei pada Sabtu melaporkan tidak ada konfirmasi kasus baru dan tidak ada kematian baru, dengan total kematian 3.219. Provinsi itu melaporkan 20 pasien asymptomatic baru pada Sabtu. Totalnya ada 647 pasien asymptomatic yang diobservasi medis dengan 46 orang dibebaskan dari karantina," tulis People's Daily via Twitter.
Mayoritas kasus di provinsi Hubei berada di Wuhan, yakni sekitar 50 ribu kasus. Kota Wuhan sudah bebas dari lockdown sejak 8 April kemarin dan transportasi mulai dinormalisasi.
Sesudah lockdown berakhir, belum dilaporkan ada lonjakan kasus Virus Corona. Financial Times melaporkan sudah seminggu tidak ada kasus baru di provinsi tersebut.
Masih ada penambahan kasus kematian dan kasus baru pada Sabtu kemarin, namun tidak ada yang berasal dari provinsi Hubei atau kota Wuhan.
Kasus di China kini mulai banyak dari pendatang. Di Shanghai dilaporkan ada 52 kasus impor baru yang berasal dari Rusia dan Kanada.
Berdasarkan data resmi China, ada 82.052 kasus Virus Corona di negara itu. Ada 3.339 pasien yang meninggal dan 77.575 orang pulih.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
UsaLockdown Akibat Corona, Warga Wuhan Dapat Sertifikat dan Dipantau Lewat Big Data
Wuhan telah resmi menyelesaikan masa lockdown pada Rabu 8 April akibat wabah Virus Corona COVID-19. Kehidupan masyarakat hingga jalur lalu lintas pun mulai dibuka.
Pemerintah China masih waspada meski sudah menyelesaikan lockdown. Tiap wilayah diminta mengecek suhu badan warga yang datang dan pergi.
Langkah waspada lain adalah memberikan sertifikat sebelum warga bisa bekerja. Ada pula kode QR yang harus dipindai warga sebelum masuk kesuatu tempat.
"Sebelum kerja, kita harus daftar untuk kode kesehatan hijau lewat smartphone. Dengan cara memindai kode itu dan menunjukan sertifikat di gedung tempat tinggal, saya bisa keluar rumah," ujar warga Wuhan bernama Huang Yan seperti dilaporkan Global Times.
"Setiap kali saya pergi, saya harus memindai kode QR, maka tempat-tempat yang saya kunjungi bisa tercatat," lanjut pria yang merasakan lockdown sejak 23 Januari lalu.
Berbagai tempat seperti restoran, hotel, toko, dan stasiun turut meminta agar warga memintai kode QR mereka. Kode tersebut digunakan untuk mengetahui lokasi yang dikunjungi pasien yang terkena Virus Corona.
"(Kode QR) Ini untuk mencatat jalur setiap orang agar memantau rute penularan apabila ada pasien terkonfirmasi yang melalui jalur yang sama, hal ini menunjukan China menggunakan big data untuk melacak kasus infeksi Virus Corona," tulis Global Times.
Sebagian pakar tetap mengingatkan agar jangan lengah dulu sebagai antisipasi bila virusnya kembali merebak. Selain itu masih ada banyak hal yang masih belum diketahui terkait Virus Corona dan rute penularannya.
Lockdown di Wuhan bisa dibilang sebagai yang paling ketat di dunia. Rute transportasi umum ditutup, kendaraan pribadi dibatasi, bahkan tidak ada orang yang boleh keluar dan masuk kota tersebut.
Advertisement