Liputan6.com, Jakarta - Menurut data yang dihimpun oleh Johns Hopkins University, jumlah warga dunia yang terinfeksi Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia melewati dua juta kasus.
Sekitar 10 hari yang lalu jumlah kasus tercatat satu juta orang. Kini, jumlahnya benar-benar naik drastis.
Dikutip dari laman BussinesInsider, Kamis (16/4/2020), Johns Hopkins University mencatat bahwa terjadi peningkatan sekitar 70.000-100.000 kasus setiap hari selama seminggu terakhir.
Advertisement
Baca Juga
Mereka yang meninggal akibat COVID-19 atau komplikasi yang berkaitan dengan penyakit ini sekarang berjumlah lebih dari 128.000.
Namun, angka itu adalah minimal: Banyak kemungkinan kematian akibat Virus Corona jenis baru termasuk jumlah yang belum diketahui secara resmi oleh pemerintah di setiap negara.
Amerika Serikat adalah negara dengan jumlah kasus Virus Corona terbanyak sejauh ini. Lebih dari 600 ribu orang terinfeksi sejak Rabu, 15 April 2020 pagi.
Tercatat ada 26 ribu lebih kematian dan sepertiga kematian terjadi di negara bagian New York.
China, sebagai negara yang diyakini sebagai lokasi penyebaran pertama di dunia telah melaporkan lebih dari 83.300 kasus dan 3.345 kematian.
Negara ini mulai perlahan membuka kembali industrinya setelah berminggu-minggu melaporkan tidak ada kasus domestik baru.
Tetapi pada hari Minggu, Komisi Kesehatan Nasional negara itu melaporkan 108 kasus baru, yang menurut otoritas sebagian besar berasal dari luar negeri.
Simak video berikut ini:
Kondisi Italia
Italia juga muncul sebagai sarang infeksi Virus Corona jenis baru ini. Tingkat infeksi per kapita kasusnya secara konsisten lebih tinggi daripada yang lain.
Hingga Rabu pagi, negara itu mencatat lebih dari 162.000 kasus dan lebih dari 21.000 kematian.
Para ahli mengatakan bahwa tingkat infeksi yang tinggi di Italia mungkin karena populasi yang menua yang lebih rentan terhadap kasus COVID-19.
Negara ini memiliki salah satu populasi lansia terpadat di dunia, dengan 60 persen orang berusia di atas 40 tahun.
Para dokter Italia yang merawat pasien Virus Corona baru juga dilaporkan mempertimbangkan serta memprioritaskan pasien yang lebih muda, lebih sehat, yang memiliki tingkat kelangsungan hidup lebih tinggi, membuat lansia lebih berisiko.
Advertisement