Top 3: 8 Fakta Krisis Corona COVID-19 di Ekuador Paling Disorot

8 fakta krisis Virus Corona COVID-19 di Ekuador menjadi sorotan di Top 3 kanal Global Liputan6.com.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Apr 2020, 11:06 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2020, 10:33 WIB
FOTO: [CERITA] Penghargaan Buat Tenaga Medis yang Gugur di Spanyol
Petugas kesehatan bertepuk tangan untuk mengenang Esteban, perawat yang gugur karena virus corona COVID-19 di Rumah Sakit Severo Ochoa di Leganes, Spanyol, Jumat (10/4/2020). Hingga Minggu (12/4/2020) pagi, total kasus COVID-19 di Spanyol sebanyak 163.027. (Photo by PIERRE-PHILIPPE MARCOU/AFP)

Liputan6.com, Jakarta- Krisis Virus Corona COVID-19 di Ekuador tengah menjadi sorotan baru-baru ini.

Mulai dari banyaknya pasien yang meninggal hingga jenazah yang terlantar, berita itu fokus pada 8 fakta krisis Corona COVID-19 di Ekuador. 

Berita mengenai fakta kriris Corona COVID-19 di Ekuador tersebut menjadi berita yang paling disorot di kanal Global Liputan6.com hari ini. 

Berita populer lainnya menyorot tentang tanggapan pakar mengenai tidak adanya kasus Corona COVID-19 di Korea Utara. 

Berita yang jadi sorotan lainnya adalah Presiden AS Donald Trump yang meminta warga muslim di negaranya untuk tetap menjaga jarak saat bulan suci Ramadan di tengah pandemi Corona COVID-19. 

Dalam berita itu, dikatakan tuduhan mulai muncul di Amerika Serikat terhadap umat muslim selama pandemi Corona COVID-19.

Berikut ini artikel terpopuler kanal Global dalam Top 3 Global Liputan6.com edisi Selasa, (21/4/2020):

Saksikan Video Berikut Ini:

1. Kewalahan hingga Jasad Terlantar, 8 Fakta Krisis Corona COVID-19 di Ekuador

FOTO: Ngeri, Jenazah Korban Corona Terlantar di Jalanan Ekuador
Jenazah yang tergeletak selama tiga hari terlihat di luar sebuah klinik di Guayaquil, Ekuador, Jumat (3/4/2020). Otoritas setempat telah mengumpulkan sekitar 150 jenazah korban virus corona COVID-19 dari jalan-jalan dan rumah-rumah warga di Guayaquil. (Str/Marcos Pin/AFP)

Ekuador jadi salah satu negara yang kewalahan menghadapi pandemi Virus Corona COVID-19. Hingga Senin (20/4/2020), jumlah kasus positif COVID-19 di Ekuador sebanyak 9.468 dengan 474 kematian dan 1.061 pasien sembuh, berdasarkan data dari www.worldometers.info/coronavirus.

Namun, jumlah korban jiwa dari satu provinsi menunjukkan ribuan orang telah meninggal dunia. Pemerintah mengatakan, 6.700 orang tewas di provinsi Guayas dalam dua minggu pertama April, jauh lebih banyak daripada 1.000 kematian di sana dalam periode yang sama, seperti dikutip dari BBC, Senin (20/4/2020).

Guayas adalah rumah bagi Guayaquil - kota terbesar di Ekuador, negara Amerika Selatan yang paling terpukul oleh pandemi Virus Corona jenis baru. Pihak berwenang tidak dapat mengimbangi kenaikan besar kematian, meninggalkan jasad terbungkus selimut di rumah keluarga dan bahkan di jalanan.

Baca selengkapnya...

2. Nol Kasus Corona COVID-19 Korea Utara Diragukan, Ini Kata Pakar

Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik di Tengah Pandemi COVID-19
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi kompetisi penembakan artileri di Korea Utara, Jumat (20/3/2020). Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ketika dunia menghadapi pandemi virus corona COVID-19. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Korea Utara masih belum melaporkan penyebaran Virus Corona COVID-19 di negaranya. Berulang kali, pejabat kesehatan Korut berkata tak ada kasus. Ini tergolong ajaib mengingat Korut memiliki perbatasan langsung dan hubungan dekat dengan China.

Negara sosialis itu mengaku punya sistem kesehatan yang superior di dunia. Media Korut juga menyebut Virus Corona tidak menyebar di negara mereka berkat pengabdian Kim Jong Un.

Klaim-klaim Korut diragukan pihak luar. Salah satunya adalah Choi Jung Hun yang pernah menjadi dokter di Korut sebelum melarikan diri di Korsel. Choi menyaksikan sendiri bagaimana Korut selalu menyembunyikan wabah.

Baca selengkapnya...

3. Donald Trump Minta Muslim Amerika Serikat Tetap Jaga Jarak Saat Ramadan

Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump
Donald Trump saat mengumumkan hengkangnya AS dari Kesepakatan Paris di Gedung Putih (1/6/2017) (AP Photo/Andrew Harnik)

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu 18 April memberikan pernyataan soal tuduhan terhadap umat muslim bakal memperparah pandemi Virus Corona COVID-19, lewat akun Twitter-nya @realdonaldtrump. Tuduhan itu kini menimbulkan Islamofobia di negeri Paman Sam.

Di Amerika Serikat mulai muncul tuduhan terhadap umat muslim selama pandemi Corona COVID-19. Ada sejumlah pihak yang menuduh jika perayaan Ramadan mendatang akan memperparah penyebaran virus.

Di tengah pandemi Virus Corona COVID-19, Donald Trump mengimbau agar umat muslim di Amerika Serikat dapat tetap berjaga jarak selama bulan suci Ramadan, demikian dikutip dari laman haaretz.com, Senin (20/4/2020).

Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya