Liputan6.com, Bratislava - Slowakia termasuk dalam salah satu negara yang dapat mengendalikan angka korban kematian akibat pandemi Corona COVID-19.
Hingga saat ini, tercatat ada 13 kasus kematian dan kurang lebih 1.000 orang yang terpapar Virus Corona baru.
"Alhamdullilah, seluruh WNI berjumlah 70 orang semua berada dalam keadaan sehat waalfiat," ujar Dubes Wieke, Duta Besar RI untuk Slowakia.
Advertisement
Sejak 16 Maret, Slowakia telah menetapkan negaranya dalam keadaan darurat dan melakukan lockdown dengan menutup perbatasan, bandara serta diterapkannya 14 hari karantina. Bagi pelanggar, diterapkan denda dan hukuman penjara satu tahun.
Baru empat hari setelah dinyatakan keadaan darurat, Slowakia melakukan pergantian pemerintahan sebagai hasil pemilu pada akhir Februari. Di bawah Perdana Menteri Igor Matovič beserta kabinetnya, mereka langsung dihadapkan dengan pandemi ini.
"Dapat dikatakan bahwa pemerintah baru ini umumnya tidak memiliki pengalaman dalam pemerintahan namun mendapat dukungan luas dari rakyat Slowakia," ungkap Dubes Wieke.
Dalam masa transisi dan ancaman COVID-19 ini, Presiden Zuzana Čaputová, yang masih berusia 46 tahun dan tengah menjadi presiden wanita pertama di negara itu, memiliki peran penting sebagai mediator para politisi untuk tetap fokus pada masalah COVID-19.
Dengan dukungan rakyat Slowakia, ia berhasil menempatkan kepentingan masyarakat sebagai prioritas nasional. Lantaran menurut undang-undang setempat, status darurat nasional harus dicabut setelah diterapkan selama 90 hari dan kehidupan harus berjalan secara normal.
Pemerintah segera melakukan pengendoran aturan setiap dua minggu dalam empat fase.
Pemerintah Slowakia Tindak Tegas Koruptor di Tengah Pandemi
Meskipun baru menjabat satu bulan, pemerintah Slowakia telah menindak tegas masalah kebocoran anggaran yang dialokasikan untuk pembelian alat medis dengan mengganti para oejabat dan perusahaan yang melakukan korupsi.
Rasa solidaritas yang dibangun oleh presiden pun mendukung terciptanya kepercayaan dari masyarakat.
Semua lapisan mulai dari tenaga medis, para ahli hingga masyarakat pun solid dan bekerja sama untuk menghadapi pandemi ini.
Di samping itu, Dubes Wieke juga terus menggencarkan perlindungan WNI di tengah pandemi COVID-19.
Adapun beberapa bentuk bantuan yang diberikan termasuk pengaturan pesawat kembali ke Indonesia, mengantar ke perbatasan dengan Austria dan memantau ketibaan para WNI di Tanah Air.
Tak ketinggalan, kebutuhan bahan pokok, masker dan hand sanitizer pun terus dipasok.
Advertisement