Donald Trump Sudah Habiskan Obat Malaria untuk Cegah Corona COVID-19, Apa Hasilnya?

Presiden AS Donald Trump sudah menghabiskan obat hydroxy untuk melindunginya dari Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 25 Mei 2020, 20:16 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2020, 20:16 WIB
Donald Trump
Presiden AS Donald Trump melakukan kunjungan kerja ke sebuah perusahaan pemasok peralatan medis, Owens & Minor Inc., di Allentown, Pennsylvania, Kamis (14/5/2020). Penampilan Trump saat melakukan kunjungan tanpa mengenakan masker menjadi sorotan di tengah pandemi Covid-19. (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menghabiskan regimen pengobatan hydroxychloroquine. Obat malaria itu nekat ia minum untuk mencegah Virus Corona (COVID-19).

Belum ada bukti kuat bahwa hydroxychloroquine sepenuhnya ampuh melawan Virus Corona. Bahkan, ada studi yang berkata efek samping obat itu bisa menambah kemungkinan kematian.

Presiden AS Donald Trump justru optimistis dan memberikan review positif pada obat itu.

"Jika kamu melihatnya, hydroxy memiliki review yang luar biasa, luar biasa, cemerlang," kata Donald Trump seperti dikutip USA Today, Senin (25/2/2020).

Donald Trump mengaku meminum hydroxychloroquine tiap hari setelah ada dua pegawai di Gedung Putih yang positif Virus Corona . Ia berkata banyak orang berpikir obat itu menyelamatkan hidup mereka.

Obat malaria itu diminum Trump bersama zinc dan dosis awal azithromycin.

Pada awal April lalu, Presiden Trump berkata negaranya telah menyetok hingga 29 juta hydroxychloroquine. India merupakan negara terbesar pengekspor obat itu.

Hydroxychloroquine digunakan untuk mengobat malaria, serta lupus dan rheumatoid arthritis. Penelitian terbaru dari jurnal The Lancet meyebut hydroxychloroquine bisa meningkatkan risiko kematian hingga 34 persen.

Dokter di Gedung Putih juga meminta waspada mengenai pemakaian obat itu, meski Presiden Trump sendiri mengkonsuminya. BPOM di AS juga telah memberikan peringatan.

"Saya pikir FDA telah sangat jelas dalam situs mereka terkait kekhawatiran terhadap hydroxychloroquine, terutama jika dikombinasikan dengan macrolide," ujar Koordinator Virus Corona Gedung Putih, Dr. Deborah Birx.

Selain AS, negara seperti Prancis dan Turki turut memakai hydroxychloroquine untuk meredakan Virus Corona.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Belum Ada Kepastian Vaksin Corona

Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas melewati layar pemantau yang menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Dari 3.580 orang yang menghubungi Posko COVID-19 DKI Jakarta, ada 64 kasus kategori Orang Dalam Pantauan dan 56 Pasien Dalam Pengawasan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo kembali menghimbau kepada masyarakat bahwa pandemi ini masih jauh dari kata selesai.

Dia pun menuturkan, belum mendapatkan kepastian kapan ada informasi bahwa vaksin telah berhasil ditemukan dan siap digunakan. 

"Covid-19 ini belum akan berakhir. Dan kita pun belum mendapatkan kepastian kapan kiranya vaksin akan diketemukan," kata Doni saat konfrensi pers, di Jakarta, Senin (25/5/2020).

Dia mengingatkan, masyarakat masih perlu waktu lama untuk terus menyesuaikan dengan wabah pandemi ini.

"Oleh karenanya kita mungkin akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk sesegera mungkin menyesuaikan dengan wabah pandemi ini," ungkap Doni.

Karenanya, Doni meminta agar seluruh pihak, termasuk masyarakat beradaptasi. Apalagi mengikuti protokol kesehatan seperti jaga jarak, cuci tangan, dan sebagainya. 

"Kita dituntut untuk bisa beradaptasi, kita selalu dituntut untuk mengikuti protokol kesehatan," ungkap mantan Komandan Paspampres itu. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya