Liputan6.com, Sydney - Australia kemungkinan tidak akan membuka kembali perbatasannya untuk pelancong internasional hingga tahun depan, tetapi akan berusaha untuk melonggarkan aturan masuk bagi pelajar dan pengunjung jangka panjang lainnya. Hal ini dikatakan langsung oleh Menteri Perdagangan Simon Birmingham pada Rabu, 17 Juni.
Melansir Channel News Asia, Kamis (18/6/2020), Australia sebagian besar telah berhasil menahan penyebaran Virus Corona baru, yang dianggapnya membatasi perjalanan internasional dan aturan physical distancing.
Advertisement
Baca Juga
Birmingham mengatakan aturan karantina untuk warga negara yang kembali dapat diterapkan pada pelajar internasional dan pengunjung lain yang berencana untuk tinggal dalam jangka waktu yang lama.
“Kami hanya dapat menerapkan aturan 14 hari masa karantina yang telah berjalan dengan sangat baik dalam hal mengembalikan warga Australia ke negara ini dengan aman," kata Birmingham dalam pidatonya di National Press Club.
Kembalinya siswa internasional akan menjadi pendorong bagi universitas yang menghadapi kerugian finansial besar dengan perbatasan ditutup karena pendidikan internasional telah menjadi penghasil devisa terbesar keempat Australia, senilai A $ 38 miliar (US $ 26,14 miliar) setahun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Kasus Baru di Victoria
Australia telah mengalami lebih dari 7.300 kasus Virus Corona baru dan 102 orang telah meninggal karena COVID-19.
Australia mencatat kenaikan harian terbesar perihal infeksi baru dalam lebih dari sebulan pada hari Rabu, dengan sebagian besar ada di Victoria sebagai negara bagian terpadat kedua.
Victoria melaporkan 21 kasus baru dalam semalam, 15 di antaranya adalah wisatawan yang kembali dalam karantina, dengan total penghitungan untuk hari itu menjadi 22 kasus, dengan beberapa negara bagian belum melaporkan data mereka.
Advertisement