Liputan6.com, Jakarta - Partai yang berkuasa di Sri Lanka pada Minggu, 12 Juli 2020 membatalkan unjuk rasa menjelang pemilihan parlemen mendatang. Selain itu, pembukaan kembali bandara internasional juga ditunda karena lonjakan kasus Virus Corona COVID-19.
Negara di Asia Selatan yang berpenduduk 21 juta orang itu menghentikan penguncian (lockdown) Virus Corona COVID-19 pada akhir Juni setelah menyatakan tidak ada lagi penyebaran virus di masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Tetapi sejumlah kasus muncul minggu lalu, termasuk wabah di pusat rehabilitasi. Sekitar 253 pasien dinyatakan positif dalam satu malam, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (13/7/2020).
"Semua pertemuan publik di mana presiden dan perdana menteri akan hadir hari ini, besok dan lusa telah dibatalkan," kata partai Presiden Gotabaya Rajapaksa dari Sri Lanka Podujana Peramuna (SLPP) dalam sebuah pernyataan.
Kakak dari Rajapaksa Mahinda adalah perdana menteri negara itu.
Partai itu mengatakan semua kandidat mereka juga diminta untuk membatalkan pertemuan publik yang akan datang menjelang jajak pendapat 5 Agustus 2020.
Menteri Penerbangan Sri Lanka Prasanna Ranatunga mengatakan pada Minggu bahwa bandara internasional, yang rencananya akan dibuka kembali pada 1 Agustus, akan tetap ditutup.
"Kami telah memutuskan demi kepentingan keselamatan dan kesejahteraan warga kami untuk menunda pembukaan kembali bandara," katanya.
Â
Simak video pilihan berikut:
Program Repatriasi
Program repatriasi yang telah membawa pulang sekitar 12.000 warga Sri Lanka dari luar negeri sejauh ini juga akan ditangguhkan, Ranatunga menambahkan.
Pemilihan akan diadakan pada 25 April, tetapi ditunda dua kali sebelum dijadwal ulang untuk Agustus tahun ini.
Sri Lanka telah melaporkan 2.605 kasus dengan 11 kematian sejauh ini.
Advertisement